Satgas Ingatkan Tempat Pendidikan Bisa Jadi Klaster Covid-19 Jika Tak Patuhi Prokes
Satgas sangat berharap semua tahapan dan protokol ini dijalankan dengan baik dan tidak terjadi kelalaian.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mengizinkan kembali diberlakukannya sekolah tatap muka mulai awal tahun 2021. Jubir Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengingatkan lembaga pendidikan bisa menjadi klaster penularan Covid-19 apabila tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Perlu diingat, instansi pendidikan dapat menjadi salah satu klaster penularan Covid-19 apabila aktivitasnya tidak berpedoman pada protokol kesehatan," kata Wiku saat konferensi pers di akun Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (24/11).
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kenapa para pelajar ini diamankan? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. "Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Siapa yang terlibat dalam kampanye edukasi "Waspada dan Kenali Modus Palsu #BilangAjaGak"? Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI sebagai bank yang concern terhadap segala jenis kejahatan perbankan, terus mengedukasi nasabahnya melalui berbagai kanal, baik media konvensional maupun media sosial. "Melalui campaign ini, diharapkan awareness dan kewaspadaan masyarakat semakin meningkat, terutama dalam mengenali modus dan praktik penipuan," ujarnya.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
Oleh karena itu, Wiku mengimbau agar sekolah benar-benar memenuhi standar protokol kesehatan mulai dari ketersediaan sarana sanitasi hingga alat pengukur suhu tubuh. Selain itu, mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan dan menerapkan wajib masker.
Sekolah juga wajib memiliki pemetaan seluruh elemen sebaran Covid-19. Misalnya, kondisi kesehatan atau riwayat komorbid, risiko perjalanan pulang pergi termasuk akses transportasi yang aman, serta riwayat perjalanan dari daerah dan zona risiko tinggi dan kontak erat.
"Pemeriksaan rentang isolasi mandiri yang harus diselesaikan pada kasus positif. Kemudian juga persetujuan komite sekolah atau perwakilan orang tua atau wali," ungkap Wiku.
Wiku sangat berharap semua tahapan dan protokol ini dijalankan dengan baik dan tidak terjadi kelalaian.
"Pada intinya, seluruh upaya yang sedang dilakukan saat ini adalah adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif aman Covid-19 yang secara prinsip bertahap dari prakondisi, timing, prioritas, koordinasi pusat daerah, dan monitoring evaluasi," ungkap Wiku.
Perlu Ada Simulasi
Wiku juga menjelaskan, untuk memulai kegiatan belajar mengajar tatap muka perlu dilakukan simulasi terlebih dahulu. Minimal 1,5 bulan untuk berlatih agar ada pembiasaan saat kebijakan belajar tatap muka resmi dilakukan.
"Semua simulasi serta pembukaan yang bertahap ini akan berhasil dilaksanakan jika sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lintas kementerian lembaga terjalin dengan baik," ungkap Wiku.
(mdk/lia)