Satgas: Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Wisata Menurun Selama Libur Panjang
Temuan penurunan penerapan protokol kesehatan berdasarkan hasil pemantauan terhadap 1.026.138 orang di 173.079 tempat wisata pada 407 kabupaten atau kota Indonesia sejak 28 Oktober sampai 1 November 2020.
Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, mengungkapkan selama libur panjang akhir Oktober 2020 penerapan protokol kesehatan di tempat wisata menurun. Protokol yang dimaksud yakni menggunakan masker dan menjaga jarak.
Temuan penurunan penerapan protokol kesehatan berdasarkan hasil pemantauan terhadap 1.026.138 orang di 173.079 tempat wisata pada 407 kabupaten atau kota Indonesia sejak 28 Oktober sampai 1 November 2020.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Jadi ini kalau kita lihat trennya saat libur panjang lebih sedikit turun dibandingkan hari-hari sebelumnya pada pekan berbeda," katanya saat mengisi Talk Show Covid-19 Dalam Angka di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Rabu (4/11).
Dewi menjelaskan, pada Rabu 28 Oktober 2020 persentase orang patuh memakai masker di tempat wisata hanya 88,50 persen. Menurun dari hari sama pada pekan sebelumnya yang mencapai 88,62 persen.
Data ini merupakan perbandingan untuk periode 28 Oktober sampai 1 November dengan 21 sampai 25 Oktober 2020. Pada Kamis 29 Oktober 2020, persentase orang patuh memakai masker juga menurun, dari 89,77 persen menjadi 87,73 persen.
Kemudian pada Jumat 30 Oktober 2020 hanya 88,25 persen dari sebelumnya 88,82 persen. Pada Sabtu 31 Oktober 2020, persentase kepatuhan penerapan protokol kesehatan di tempat wisata menurun cukup signifikan dari 89,09 persen menjadi 86,35 persen.
"Minggu turun dari 85,88 persen menjadi 85,06 persen," sambungnya.
Persentase kepatuhan orang menjaga jarak di tempat wisata juga menurun. Dewi menyebut, pada Rabu 28 Oktober 2020 persentasenya hanya 83,35 dari hari yang sama pekan sebelumnya mencapai 84,32 persen.
Kemudian pada Kamis 29 Oktober 2020 menurun menjadi 79,04 persen dari sebelumnya 84,70 persen. "Jumat turun dari 82,57 persen menjadi 81,08 persen," jelasnya.
Penurunan yang cukup tinggi terjadi pada Sabtu 31 Oktober 2020, yakni hampir mencapai 5 persen. Dari pekan sebelumnya 83,31 persen menjadi 78,49 persen.
Sementara pada Minggu 1 November 2020, persentase kepatuhan orang menjaga jarak di tempat wisata menurun hampir 3 persen dari 80,12 persen menjadi 77,80 persen.
Menurut Dewi, salah satu penyebab turunnya tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan di tempat wisata selama libur panjang yakni orang berkumpul dalam satu tempat dalam waktu bersamaan dengan jumlah banyak.
"Jadi kemungkinannya orangnya banyak, berkumpul dalam satu waktu akhirnya kemampuan untuk menjaga jarak sulit," tandasnya.
(mdk/ray)