Satu jenazah korban tenggelamnya kapal di Selangor tiba di Aceh
Keterlambatan pemulangan jenazah Ummi Kalsum itu karena proses identifikasi disebabkan tidak memiliki identitas diri.
Jenazah Ummi Kalsum, salah seorang warga Tenaga Kerja Wanita asal Aceh yang menjadi korban kapal tenggelam di Perairan Pulau Carey, Kuala Langat, Selangor, Malaysia itu tiba dan diserahkan kepada pihak keluarganya di Aceh, Jumat. Jenazah yang diterbangkan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng, Jakarta dengan pesawat komersil dan tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, pukul 15.00 WIB.
Ummi Kalsum merupakan salah satu dari 11 korban meninggal dunia akibat kapal jety tenggelam di Perairan Pulau Carey, Kuala Langat, Selangor pada 18 Juni 2014. Jumlah penumpang di dalam kapal nahas saat kejadian itu sebanyak 97 orang.
Turut hadir menjemput Jenazah antara lain Asisten keistimewaan, pembangunan dan ekonomi Setda Aceh Azhari Hasan, Kepala Dinas Syariat Islam Syahrizal Abbas, dan sejumlah pejabat pemerintah setempat.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh Murthalamuddin mengatakan pada Minggu (22/6) sebanyak sepuluh jenazah korban kapal tenggelam tersebut juga telah dipulangkan kepada keluarganya masing-masing.
"Jenazah Ummi Kalsum diberangkatkan dari Kuala Lumpur ke Jakarta pukul 08.00 WIB, setelah transit di Jakarta kemudian diterbangkan ke Aceh dan jenazah korban langsung diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan di kampung asalnya," kata dia, seperti dikutip dari Antara, Jumat (27/6).
Dia menjelaskan, keterlambatan pemulangan jenazah Ummi Kalsum itu karena proses identifikasi disebabkan tidak memiliki identitas diri.
"Tapi setelah tim Pemerintah Aceh di Malaysia dan posko informasi dan pengaduan korban kapal tenggelam memverifikasi data jenazah kepada keluarga pelapor, maka identitas Ummi Kalsum baru diketahui," kata Murthalamuddin menjelaskan.
Pemerintah Aceh masih berupaya menverifikasi tiga jenazah tidak dikenal lainnya. "Kita doakan semoga identitasnya cepat diketahui untuk segera kita pulangkan kepada keluarganya di Aceh," kata dia menambahkan.
Terkait sebanyak 61 korban selamat namun masih ditahan masing-masing tercatat 30 orang di Balai Polisi Teluk Panglima Garang, dan 31 orang di Kastam (imigrasi) Malaysia, maka pemerintah berupaya memulangkannya ke Aceh tanpa harus melalui proses hukum.
"Gubernur Zaini Abdullah sangat peduli dengan musibah ini. Beliau mengharapkan semua korban bisa segera dipulangkan. Bahkan, kita juga mendesak Pemerintah Malaysia dan Pemerintah Pusat untuk membentuk tim pencari fakta untuk menemukan penyebab musibah itu," kata Murthalamuddin.