SBY: BBM naik, kompensasi untuk warga miskin harga mati
"Saya pengalaman tiga kali naikkan BBM, harga-harga melambung tinggi," kata SBY.
Pemerintah terus mengisaratkan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) demi mengurangi besaran subsidi. Jika pemerintah menaikkan harga BBM, kenaikan itu akan dibarengi dengan kompensasi bagi masyarakat tidak mampu.
"Point saya, orang miskin harus dilindungi, tapi makro ekonomi dan fiskal kita sehat. Subsidi jadi adil dan tepat sasaran. Dunia usaha silakan memberikan pandangan, tapi jelas prioritas kami tahun ini dan tahun depan fiskal jadi lebih shat," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/4).
Hal itu disampaikan SBY saat memberikan sambutan pembukaan Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) IX dengan tema, "Dunia Usaha Maju, Indonesia Kuat".
SBY menjelaskan, pemerintah kini tengah membahas kemungkinan untuk menurunkan nilai subsidi, terutama BBM yang nilainya cukup besar. Namun, perlu ada beberapa penilaian, yakni memperhitungkan nilai inflasi yang meningkat pascanaiknya BBM.
"Saya pengalaman tiga kali naikkan BBM, harga-harga melambung tinggi, cost production juga naik. tapi kenaikannya ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan BBM, untuk mengembalikannya butuh waktu 3 -4 tahun," tandasnya.
Agar rakyat kecil tidak terpukul dengan naiknya harga BBM, SBY menekankan pentingnya kompensasi bagi masyarakat tidak mampu.
"Kalau setelah kita hitung dengan seksama, suatu saat harga BBM harus kita naikkan dan rakyat tidak mampu terpukul akibat itu, maka adilnya mereka harus dapat kompensasi. Bagi saya, memberi kompensasi kepada rakyat miskin manakala BBM naik itu harga mati," paparnya.