SBY: Mari ubah gaya hidup boros dan lalai, jadi hemat dan efisien
"Kalau bangsa dunia sering boros. Artinya sumber kehidupan menipis. Bumi panas. Iklim berubah," katanya.
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan orasi ilmiah pada acara Dies Natalies ke-58 Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jalan Dipatiukur, Bandung. SBY mengangkat tema 'Trilogi Pembangunan Abad ke-21'.
SBY hadir didampingi Ani Yudhoyono. Hadir juga anggota DPR RI Dede Yusuf serta jajaran akademik Unpad yang digelar di Aula Graha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Jumat (11/9).
"Saya siapkan satu judul: Trilogi pembangunan abad ke-21. Yang meliputi pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan," kata SBY membuka orasi ilmiah yang dihadiri juga ratusan mahasiswa Unpad.
Menurut dia, dunia saat ini terus berkembang. Pembangunan terus dilakukan. Tapi ternyata dalam 10 tahun seluruh negara menghadapi masalah serius karena perkembangan tak diiringi dengan rasa peduli yang besar terhadap lingkungan.
Saat ini manusia kata dia, di seluruh dunia tercatat sebanyak 7,3 miliar. Diprediksi 2045 akan meningkat menjadi 9 miliar.
"Kebutuhan pangan 70. Air dan energi 60 persen," ungkapnya. Pemanasan global saat ini bukanlah sebatas isu. Jika dibiarkan suhu bumi akan naik 6 derajat c pada tahun 2100.
Dia mencontohkan, kawasan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang mana dulu sangat dingin. "Tapi sekarang makin hangat," terangnya.
"Kalau bangsa dunia sering boros. Artinya sumber kehidupan menipis. Bumi panas. Iklim berubah. Kebijakan tegas dan berani untuk mencegah. Kalau dibiarkan dunia akan gelap," tandas SBY.
Indonesia faktanya adalah daerah rawan bencana yang sifatnya bawaan. "Indonesia bisa rawan gempa bumi, tsunami, bahkan letusan gunung berapi," terangnya.
Bangsa Indonesia lanjut dia memiliki kepentingan akan hal ini. Tiga poin dicatat dia, ekonomi memang harus diperhatikan agar rakyat sejahtera, pertumbuhan merata bagi semua agar terhindar dari kesenjangan, terakhir pertumbuhan itu terjadi tanpa merusak lingkungan.
"Maka saya sampaikan mari rubah gaya hidup boros dan lalai, menjadi hemat dan efisien. Semua harus bersama-sama. Indonesia bisa, Unpad jadilah motor perubahan," tandasnya.