Sebar 360 Pompa, Presiden Jokowi Ingin Produktivitas Petani Sulsel Tak Terganggu Kekeringan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau pelaksanaan pemberian bantuan 360 unit pompa untuk pengairan sawah dan pertanian di Desa Sijaling, Bone, Kamis (4/7).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau pelaksanaan pemberian bantuan 360 unit pompa untuk pengairan sawah dan pertanian di Desa Sijaling, Kabupaten Bone, Kamis, (4/7).
Sebar 360 Pompa, Presiden Jokowi Ingin Produktivitas Petani Sulsel Tak Terganggu Kekeringan
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pe-merintah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahtera-an petani dengan memperbaiki sistem irigasi di daerah kering seperti di Provinsi Sulawesi Selatan.
Jokowi mengatakan saat ini pemerintah sedang menggenjot bantuan pompa untuk meng-antisipasi musim kemarau panjang. Ia berharap dengan adanya program ini tidak mengganggu produktivitas petani di tengah ancaman kemarau panjang.
"Kita dalam proses sedang memasang dan pompanisasi di Sulsel. Sudah proses di lapangan ada 360 pompa, yang kita harapkan pada saat di Sulsel kering panjang, panas, tidak mengganggu produktivitas para petani," ujarnya kepada wartawan usai mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai, Kamis (4/7).
"Sekarang memang masih kita pasang, pas masih hujan deras. Tidak apa-apa," tuturnya.
Jokowi mengaku saat ini bukan hanya Indonesia yang mengalami kekeringan, tetapi semua negara.
Untuk itu, program bantuan pompa diharapkan bisa menjadi jalan keluar agar produktivitas pertanian tidak turun.
"Semua negara mengalami kekeringan. Semua negara mengalami penurunan produktivitas beras, sehingga kita tidak mau, itu dikejar dengan pompanisasi," tuturnya.
Jokowi mengaku program bantuan pompa ini tidak hanya di Sulsel, tetapi di daerah yang lumbung pangan. "Itu tidak hanya di Sulsel saja, di lumbung-lumbung padi, Jawa Tengah, Jawa barat, Jawa Timur Temanggung termasuk Sulsel memang dalam proses sedang dikerjakan.
Seorang petani, Isal mengatakan bahwa dia membutuhkan air hujan untuk mengairi tanaman di sawahnya yang berada di dataran tinggi.
"Kurang hujan, padahal di sini air hujan saja yang ditunggu. Ini kan sawah tinggi daratannya, jadi menunggu air hujan baru bisa bertani di sawah," ungkap Isal dengan penuh harap.
Isal pun menyampaikan apresiasi atas bantuan pompa yang diberikan pemerintah. Menurutnya, pompa tersebut dapat membantunya dalam bertani.
"Ada (perbedaannya), kalau tidak ada hujan tidak menggarap sawah, karena ini sawahnya air hujan saja ditunggu, kalau tidak ada air hujan tidak bisa menggarap sawah. (Ada pompa) bisa agak lancar bersawahnya," ungkap Isal.
Petani lainnya, Andi Mus Mulyadi, juga menyampaikan manfaat pompa irigasi tersebut. Menurut Andi, pompa tersebut dapat mengatasi kekurangan air saat musim kemarau.
"Kalau ada pompa cepat teratasi airnya, kalau kekurangan kayak kemarau," tambahnya.
Selain itu, Andi juga menekankan perbedaan signifikan dalam produktivitas tanam sejak menggunakan pompa irigasi.
Bahkan, Andi mengatakan bahwa dia dan petani lainnya dapat bertani hingga tiga kali dalam setahun.
"Kalau ndak ada pompa (tanam) satu tahun sekali. Selama ini ada pompa, alhamdulillah, bisa sampai tiga kali kalau hasilnya merata," ucap Andi.
"Beda tonnya selama pakai pompa hampir satu ton dengan pakai pupuk organik," lanjutnya.
"Alhamdulillah kami sangat bersyukur bisa didatangi Pak Presiden. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya," tutur Andi.