Sebuah Rumah di Sleman Dilempar Bom Molotov oleh Orang Tak Dikenal
Ngadilah mengaku selama ini dirinya tak memiliki masalah dengan siapa pun.
Sebuah rumah di Dusun Pasekan Kidul, RT 01, RW 01, Desa Balecatur, Gamping, Sleman menjadi sasaran pelemparan bom molotov orang tak dikenal pada Rabu (11/12) dini hari. Akibat perusakan ini, kaca jendela di bagian depan rumah pecah.
Selain itu kursi dan gorden di ruang tamu juga turut terbakar karena lemparan bom molotov tersebut. Pemilik rumah, Ngadilah mengatakan bahwa pelemparan bom molotov diperkirakan terjadi sekitar pukul 02.45 WIB. Saat kejadian, Ngadilah mengaku sudah bangun dari tidur.
-
Siapa pelaku pembunuhan mutilasi di Sleman? Pelaku adalah W, warga Magelang, dan RD, warga Jakarta. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku dan korban sudah saling mengenal. Hingga kini polisi masih mendalami motif pelaku.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Bagaimana Festival Upacara Adat di Sleman dinilai? Seluruh peserta akan dinilai oleh dewan juri yang merupakan seniman dan budayawan lokal.
-
Kapan Festival Upacara Adat di Sleman diselenggarakan? Festival ini dilaksanakan selama dua hari yaitu dari tanggal 19-20 Juni 2024.
-
Apa yang ditampilkan dalam Festival Upacara Adat di Sleman? Bentuk kegiatan ini berupa penampilan berbagai upacara adat yang ada di Sleman dalam bentuk arak-arakan dan penampilan di depan dewan juri.
-
Di mana Syawalan Morodemak digelar? Syawalan Morodemak merupakan sebuah ritual sedekah laut yang digelar di Pantai Morodemak, Kecamatan Bonang.
"Saya bangun jam 02.00 WIB. Terus ngerebus air dan mandi. Terus jam 02.30 WIB saya salat. Selesai salat dan melipat mukena, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu," ujar Ngadilah.
"Saya tanya, siapa ya? Tapi enggak ada jawaban. Terus ada suara kaca dipecah lalu ada api yang menjilat-jilat," sambung Ngadilah.
Ngadilah pun sempat berusaha keluar rumah lewat pintu belakang untuk mengejar pelaku. Namun pelaku langsung melarikan diri dan tak sempat terlihat oleh Ngadilah.
"Pakai motor matik, saya dengar suara motornya. Tapi saya keluar sudah enggak ada orangnya," ungkap Ngadilah.
Ngadilah mengaku selama ini dirinya tak memiliki masalah dengan siapa pun. Bahkan sebelum ada pelemparan bom molotov, Ngadilah mengaku tak ada ancaman dari siapapun.
"Yang rusak kaca depan, gorden kebakar sama kursi ruang tamu," ungkap Ngadilah.
Tak Ada CCTV
Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Rudy Prabowo mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan pendalaman atas kasus pelemparan molotov tersebut. Pendalaman ini dilakukan dengan memeriksa sejumlah saksi dan olah TKP.
"Kami masih melakukan pendalaman. Kami sudah memeriksa sejumlah saksi-saksi," ujar Rudy.
Selain memeriksa saksi, polisi berencana memeriksa CCTV yang berada di sekitar lokasi kejadian. Sayangnya, hingga saat ini polisi belum menemukan adanya CCTV di sekitar rumah yang dilempar molotov.
Rudy menjelaskan jika sesaat usai melempar molotov para pelaku langsung melarikan diri menggunakan sepeda motor. Pelaku melarikan diri ke arah selatan rumah.
Rudy menambahkan akibat pelemparan molotov ini rumah Ngadilah mengalami kerusakan di jendela depan. Sebuah kaca depan pecah serta gorden dan kursi tamu terbakar.
Dari pantauan di lapangan pihak kepolisian pun menerjunkan tim Inafis saat melakukan olah TKP. Selain itu lokasi rumah milik Ngadilah pun saat ini telah dipasang garis pengaman polisi.