Keseruan Festival Upacara Adat di Sleman, Tonjolkan Nilai-Nilai Adiluhung Budaya Lokal
Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat mengenal lebih jauh upacara adat dari setiap daerah yang ada di Sleman.
Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat mengenal lebih jauh upacara adat dari setiap daerah yang ada di Sleman.
Keseruan Festival Upacara Adat di Sleman, Tonjolkan Nilai-Nilai Adiluhung Budaya Lokal
Rabu (19/6), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menyelenggarakan Festival Upacara Adat 2024 yang diikuti perwakilan dari 17 kapanewon se-Kabupaten Sleman. Acara itu digelar di Lapangan Kantor Kapanewon Cangkringan.
-
Dimana acara budaya tersebut diadakan? Diadakan di kompleks kawasan bersejarah Kota Tua, Semarang, hadir pada pagelaran budaya tersebut Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya, serta Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara.
-
Kenapa Mataram Culture Festival diadakan? Menurut Wabup Bantul, selain sebagai wadah untuk mengenalkan aktivitas budaya khas Kabupaten Bantul, ajang tersebut juga sebagai upaya dalam menarik wisatawan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
-
Gimana caranya merayakan Hari Internasional Masyarakat Adat? Setiap tahunnya, UNESCO menandai perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia dengan berbagi informasi tentang proyek dan kegiatan yang relevan dengan tema tahunan.
-
Apa yang dirayakan di Pekan Budaya Tarakan? Pekan Kebudayaan Daerah Kota Tarakan, yang merupakan rangkaian dari kegiatan Pesta Budaya Iraw Tengkayu ke-XII Tahun 2023 telah diselenggarakan selama satu pekan resmi ditutup.
-
Apa itu Festival Sriwijaya? Penyelenggaraan festival di Indonesia pastinya tak lepas dari budaya dan mengenang peristiwa tertentu, salah satunya festival di Sumatra Selatan yang bernama Festival Sriwijaya. Festival ini diadakan rutin oleh pemerintah setempat bertujuan untuk mengangkat kembali nilai-nilai tradisional yang bertajuk kejayaan Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Kegiatan ini juga menarik masyarakat untuk datang karena banyak sekali ruang kreativitas yang bisa di pelajari.
-
Kenapa Banyuwangi Ethno Carnival dirayakan? “Ini tidak sekadar tontonan dan hiburan semata. Tapi, ini menjadi panggung bagi talenta-talenta Banyuwangi untuk merawat budaya yang kita miliki dan memperkenalkannya kepada dunia,“ ungkap Ipuk.
Festival yang dipusatkan dan diinisiasi Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Sleman itu dibuka langsung oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa. Pembukaan dilakukan secara simbolis dengan pemukulan gong.
Danang mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari usaha bersama untuk melindungi, memelihara, dan melestarikan beberapa upacara adat yang ada di setiap kapanewon.
Dengan adanya kegiatan ini, Danang mendorong agar masyarakat dapat mengenal lebih jauh upacara adat dari setiap kapanewon yang ada di Sleman.
“Saya yakin setiap kapanewon punya tradisi upacara adat yang hampir setiap tahunnya dilaksanakan di wilayah masing-masing. Sehingga ini menjadi tugas kita bahwa upacara adat tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi bagaimana agenda ini dikemas dalam sebuah acara festival agar dapat dinikmati seluruh masyarakat Sleman,”
ujar Danang dikutip dari ANTARA.
Danang mengatakan, upacara ini juga menjadi media edukasi bagi anak muda tentang kebudayaan lokal Sleman. Apalagi dalam setiap penampilannya, terdapat makna dan nilai-nilai kehidupan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ia berharap, pelaksanaan festival ini dapat kembali dilanjutkan dengan melibatkan kelompok-kelompok budaya dari berbagai usia, sehingga pesan yang disampaikan akan lebih mudah dipahami, baik oleh pemeran ataupun penonton.
Sementara itu, Sekretaris Disbud Kabupaten Sleman, Arif Marwoto mengatakan, Festival Upacara Adat dilaksanakan sebagai upaya penguatan nilai kearifan lokal.
“Selain itu penyelenggaraan kegiatan ini juga untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap upacara adat yang dimiliki pada masing-masing kapanewon. Serta mewariskan nilai-nilai kearifan lokal pada generasi muda,” kata Arif dikutip dari ANTARA pada Rabu (19/6).
Ia mengatakan, bentuk kegiatan ini berupa penampilan berbagai upacara adat yang ada di Sleman dalam bentuk arak-arakan dan penampilan di depan dewan juri.
Festival ini dilaksanakan selama dua hari yaitu dari tanggal 19-20 Juni 2024. Seluruh peserta akan dinilai oleh dewan juri yang merupakan seniman dan budayawan lokal.