Sejak Pandemi, Pemprov Jabar Gelontorkan Rp 400 M untuk Beli Alat Tes Masif
Anggaran tersebut bisa ditekan seiring dengan adanya sejumlah alat tes buatan akademisi dan laboratorium di Jabar.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mengeluarkan anggaran untuk pengetesan masif kurang lebih Rp400 miliar. Dana tersebut didapatkan dari berbagai sumber, di antaranya APBD melalui dana Belanja Tak Terduga (BTT).
"Ribuan rapid test di Jabar semua menggunakan logistik dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari APBD melalui dana BTT. Total anggaran yang dikeluarkan APDB dalam pengendalian Covid-19 di Jabar sampai BTT sebanyak hampir Rp400 miliar lebih," kata Kadinkes Jabar, Berli Hamdani di Gedung Sate, Selasa (23/60).
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
Meski demikian, ia meyakini bahwa anggaran tersebut bisa ditekan seiring dengan adanya sejumlah alat tes buatan akademisi dan laboratorium di Jabar. Bulan ini, alat tersebut akan mulai diproduksi dan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Maka pengadaan melalui impor maupun pembelian tentunya akan kita sesuaikan apakah dihentikan atau tetap ada pengadaan, baik impor maupun dalam negeri sesuai dengan kebutuhan tim gugus tugas dalam melakukan pelacakan," terang dia.
Pengetesan masif ini tetap penting untuk menemukan dimana saja penderita atau orang yang terpapar. Salah satu indikator kecepatan melakukan pengetesan bisa dilihat dari bertambahnya terkonfirmasi positif.
"Tapi sekali lagi bahwa banyak yang terkonfirmasi positif, tapi ditemukan dalam stadium gejala ringan bahkan OTG (orang tanpa gejala), tapi leih mudah ditangani daripada mereka ditangani dalam gejala yang berat apalagi sampai meninggal dunia," katanya.
(mdk/rhm)