Sejarah tarian Kuda Lumping belum dicatat
Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengakui, sejarah atau asal usul tarian Kuda Lumping yang juga disebut jaran kepang atau jathilan, belum tercatat secara baik sehingga falsafahnya beragam.
"Kita semua tahu kalau tarian Kuda Lumping biasa diperagakan pada berbagai pertunjukan, tetapi betapa naifnya karena kita belum tahu tahun berapa Kuda Lumping itu mulai diperagakan," kata Nuh pada pembukaan Pekan Seni Mahasiswa Indonesia Nasional (Peksiminas) XI yang dipusatkan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin.
Perhelatan dua tahunan mahasiswa nasional yang digelar di Arena Budaya Universitas Mataram (Unram) itu, akan berlangsung hingga 6 Juli mendatang.
Peksiminas XI itu merupakan puncak kegiatan kemahasiswaan di bidang pengembangan bakat dan minat mahasiswa dalam bidang seni itu, dihadiri perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.
Pada perhelatan Peksiminas 2012 itu dilombakan 15 tangkai seni yaitu seni tari, vokal grup, lagu pop, keroncong, seriosa, dangdut, baca puisi, monolog, seni lukis, desain poster, fotografi, penulisan cerpen, penulisan lakon, penulisan puisi, dan komik strip.
Nuh mengungkapkan sejarah tarian Kuda Lumping yang belum tercatat secara detail itu, ketika mencontohkan pentingnya pelestarian budaya dan peradaban bangsa Indonesia.
Menurut dia, hingga kini belum diketahui siapa pencetus tarian Kuda Lumping itu, apa makna falsafah yang terkandung di dalamnya, dan bagaimana cara mempertahankan dan mempromosikan tarian tersebut.
"Kalau itu semua bisa kita catat, kita register, lalu kembangkan dan promosikan, maka hal itu akan sangat baik," ujarnya.
Versi yang diketahui sebagian masyarakat Indonesia, Kuda Lumping merupakan tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda.
Tarian tersebut menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna.
Tarian Kuda Lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut.
Versi lainnya, tari ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda.
Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda.
Versi lain menyebutkan bahwa tarian itu mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda.
Kendati demikian, hingga kini tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, sehingga hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Petugas Polsek Ciawi Gebang Aiptu Sugeng membenarkan kecelakaan pesawat itu. Namun, dia belum bisa memberikan informasi detil. "Kabarnya itu helikopter, kejadiannya sekitar pukul 14.00 WIB," ujar Sugeng kepada merdeka.com
Dia juga belum bisa menjelaskan apakah pesawat itu jatuh di kawasan perumahan atau persawahan. Petugas polsek saat ini sedang menuju lokasi jatuhnya pesawat. Ditanya tentang korban, dia menyebut ada satu orang tewas.