Sejumlah Sekolah di Kupang Gelar PTM dengan Protokol Kesehatan Ketat
Sejumlah Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM), Senin (3/5). Protokol kesehatan diterapkan dengan ketat.
Sejumlah Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM), Senin (3/5). Protokol kesehatan diterapkan dengan ketat.
SMK Negeri 3 Kupang merupakan salah satu sekolah yang menggelar PTM. Kegiatan belajar mengajar (KBM) dibagi dalam dua sesi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Kepala SMK Negeri 3 Kupang Jeni JP Bhasarie mengatakan, protokol kesehatan diterapkan sangat ketat pada pelaksanaan PTM ini. Seluruh siswa menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk ke halaman sekolah, mencuci tangan, memakai masker, dan disediakan hand sanitizer di dalam kelas.
Menurut Jeni, pihak sekolah juga membuat surat pernyataan bermeterai yang ditandatangani orang tua atau wali. Salah satu poinnya menyatakan, saat KBM berjalan dan siswa dinyatakan terpapar Covid-19, maka menjadi tanggung jawab bersama sekolah, orang tua, maupun wali.
"Dengan surat pernyataan ini jika terjadi apa-apa, maka orang tua tidak menyalahkan sekolah saja, karena kita sudah ada komitmen bersama dengan surat pernyataan di atas meterai 10.000. Orang tua menyetujui karena hampir semua orang tua menginginkan belajar tatap muka, karena kami sekolah kejuruan yang dituntut untuk lebih banyak praktik, bukan teori," ungkapnya.
Jika terdapat orang tua siswa yang tidak menyetujui anaknya belajar tatap muka, maka pihak sekolah memberikan materi pelajaran melalui online. Semua guru diwajibkan membawa handphone ke dalam kelas.
"Kalau tidak ada surat pernyataan tidak diperbolehkan masuk ke dalam kelas, kami suruh pulang. Kemudian masker, yang diperbolehkan dalam halaman hingga kelas adalah masker medis bukan masker scuba. Jika ada yang memakai scuba, kita akan ganti dengan masker medis," jelas Jeni.
Pihak sekolah juga telah membentuk tim gugus tugas Covid-19. Seluruh pembina OSIS dikerahkan untuk mengecek pelaksanaan protokol kesehatan di setiap kelas. "Jika ada siswa yang tidak taat protokol kesehatan, akan ditegur. Jadi protokol kesehatan itu diterapkan dari masuk pintu gerbang, kelas hingga pulang, seluruh kantin di depan sekolah tidak diperbolehkan jualan, agar siswa langsung pulang rumah masing-masing," katanya.
Sebagai sekolah kejuruan, PTM dinilai lebih efisien karena 80 persen pelajaran dipraktikkan. Sejumlah siswa juga mengeluh belajar online cepat membuat mereka bosan.
"Ya kita kan sekolah kejuruan yang banyak praktik, jika belajar online terus menerus, maka siswa akan jenuh. Bahkan agar efisien, ada guru yang berkunjung ke rumah siswa untuk mengajar sambil praktik. Total seluruh siswa SMKN 3 Kupang adalah 1.740," jelas Jeni.
Siswa Mengaku Senang Belajar Tatap Muka
Reni Lulu Lena, Siswi Kelas X Jurusan Busana 1 SMKN 3 Kupang mengaku senang kembali tatap muka, karena sudah hampir satu tahun lebih mengikuti proses belajar mengajar secara online. Dia mengaku senang bisa berjumpa kembali dengan teman-teman dan para guru walaupun dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Rasanya senang sekali bisa berjumpa dengan teman-teman di sekolah, ibu dan bapak guru. Belajar online rasanya sepi, lalu tugas banyak, kalau tatap muka lebih enak, soalnya sama-sama dengan teman dan bisa praktik lagi," ungkap Reny, yang masuk pada sesi kedua.
Reni berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga semuanya kembali berjalan normal. "Semoga virus corona cepat hilang sudah. Supaya bisa sekolah tatap muka terus kakak," harapnya.
Baca juga:
Anies Pastikan Keselamatan Siswa saat Belajar Tatap Muka di Sekolah
Sebelum Sekolah Dibuka, Jokowi Minta Juni Semua Guru Sudah Divaksinasi
Anies Siapkan SOP Pembelajaran Tatap Muka Berdasarkan Hasil Uji Coba
DPRD Minta Pemprov DKI Tunda Perluasan Jakwifi: Abodemen Mahal, Koneksi Lambat
Sekolah Tatap Muka di NTT Digelar Mei Mendatang
Uji Coba Belajar Tatap Muka, Disdik DKI Sebut Ada Kenaikan Siswa ke Sekolah