Sekjen PPP duga penyiraman air keras ke Novel bagian pengalihan isu
"Adanya pihak ketiga yang sengaja ingin menciptakan kekisruhan baru di masyarakat dengan mengambil Novel sebagai poin masuknya atau bahkan bisa jadi ini upaya pengalihan atensi dan berita atas isu-isu lain yang lagi jadi trending topic," pungkas Arsul.
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengimbau semua pihak untuk tidak berspekulasi dengan mengaitkan penyiraman air keras kepada penyidik KPK, Novel Baswedan dengan korupsi megaproyek e-KTP atau kasus lainnya. Hal ini karena dugaan upaya balas dendam dari tersangka atau terdakwa korupsi belum terbukti.
"Balas dendam dari para tersangka, terdakwa atau terpidana kasus korupsi di KPK hanya satu kemungkinan," kata Arsul saat dihubungi, Selasa (11/4).
Menurutnya, muncul kemungkinan lain atas aksi teror dan intimidasi terhadap Novel. Salah satunya, dugaan pengalihan isu kasus-kasus yang tengah ramai diperbincangkan publik.
"Adanya pihak ketiga yang sengaja ingin menciptakan kekisruhan baru di masyarakat dengan mengambil Novel sebagai poin masuknya atau bahkan bisa jadi ini upaya pengalihan atensi dan berita atas isu-isu lain yang lagi jadi trending topic," pungkasnya.
Sebelumnya, Penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal usai menunaikan salat Subuh di kawasan Kelapa Gading. Kini, Novel sedang menjalani perawatan di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah membenarkan peristiwa tersebut.
"Kami mendapatkan informasi tersebut dari pihak keluarga. Sedang dirawat intensif di RS," ujar Febri saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/4).
Dia mengatakan pihak KPK sedang menuju ke rumah sakit untuk melihat kondisi Novel.
"Tim KPK sedang menuju lokasi," tutup Febri.
Seperti diketahui, Novel sedang menangani kasus mega korupsi e-KTP senilai triliunan. Di kasus ini, sejumlah nama besar disebut-sebut terlibat seperti Setya Novanto, Anas Urbaningrum, Ganjar Pranowo, Andi Narogong, Gamawan Fauzi dan lainnya.