Selfi di bawah jembatan, 3 siswa SMP hilang terseret arus banjir
Tim SAR, TNI dan kepolisian dari Polsek Banyumanik dan Polsek Gadjahmungkur juga dikerahkan untuk mencari korban.
Berniat untuk selfie di bawah Jembatan Kebun Binatang Wisata Tinjomoyo, Jawa Tengah Rabu (3/3) sekitar pukul 14.30 WIB, enam pelajar SLTP terseret arus banjir bandang di banjir Kanal Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Ke enam pelajar yang terseret itu adalah; Johan Bagas Satria (16) pelajar MTS Al-Qoiriyah Bulu warga Mayaran, Iis (14) pelajar MTS Tawang, Yuliana (15) pelajar MTS Tawang, Maya Anjarani (15) warga Ngaglih Lor RT 1/6, Semarang Barat, Rohul (14) warga Cemororejo Nomor 7 dan Nur Wahidah Putri (15) pelajar MTS Al Qoiriyah Bulu, Semarang.
Dari ke enam bocah yang terserat arus banjir bandang tersebut, tiga di antaranya berhasil selamat yakni Rahul, Nur Wahidah dan Maya sedang dan tiga hingga saat ini belum ditemukan.
Dari informasi yang dihimpun merdeka.com di sekitar tempat kejadian, saat itu enam bocah korban yang terdiri dari dua rombongan usai mengikuti ujian di sekolah masing-masing berjanjian untuk bertemu. Semula pertemuan akan dilakukan di Lapangan Garninsun, Kalisari, Kota Semarang. Namun rencana berganti dan inisiatif beberapa anak perempuan mereka berpindah tempat ke Jembatan Kebun Binatang Tinjomoyo yang ada di perbatasan Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
"Habis pulang sekolah habis ujian, pulang awal mau main. Pertama janjian di Lapangan Garnisun Kalisari. Yang ngajak main saya, tapi yang ngajak ke sini bukan saya. Habis itu foto-foto. Habis itu di situ," ungkap korban selamat Rahul saat ditemui merdeka.com di sebuah warung dekat jembatan, Kamis (3/3) sore ini.
Rahul kemudian diajak oleh Bagas dan bocah perempuan lainnya untuk berselfi di bawah jembatan. Akhirnya, mereka turun ke bawah jembatan. Kondisi saat itu cuacanya hujan gerimis turun. Namun, tiba-tiba arus banjir bandang datang secara tiba-tiba. Hingga akhirnya ke enam bocah terseret arus banjir.
"Perempuan selfi, mau ke tengah arus dari sana deres. Saya pegangan batu dan Bagas bilang cekelan wae (pegangan saja). Di situ ada daratan saya coba ke situ. Akhirnya bisa (selamat). Hanyut pertama saya. Ada enam orang," ungkapnya.
Selama hanyut di Sungai Banjir Kanal Barat, ke enam bocah itu berteriak-teriak minta tolong. Hingga akhirnya terdengar dua orang warga. Satu di antaranya adalah Galuh Prasetyo warga Karangrejo Selatan, Jatingaleh, Kota Semarang. Mendengar teriakan bocah tenggelam dan terseret arus itu, Galuh langsung berupaya untuk menolong mereka.
"Mendengar teriakan mereka saya turun dari jembatan. Ternyata, ada empat anak yang terseret. Jumlah total enam. Saya berhasil tolong tiga. Yang satu ke seret. Kondisi ya minta tolong sama nangis. Waktu itu air lebih besar dari ini. Kondisi sini gerimis. Sekitar dua jam yang lalu. Tanpa alat bantu saya tolong. Mau nggak mau turun nyemplung," ungkapnya.
Hingga pukul 17.00 WIB, ketiga bocah yang terseret arus banjir belum juga ditemukan. Tim SAR dan BPBD Kota Semarang yang mendapat laporan dari warga langsung mendatangi tempat kejadian. Beberapa petugas TNI dan kepolisian dari Polsek Banyumanik dan Polsek Gadjahmungkur juga dikerahkan untuk melakukan pencarian.