Semangat bocah tunanetra belajar Alquran braille
Kisah bocah tunanetra belajar Alquran braille di bulan Ramadan. Raihan menjadi tunanetra sejak bayi. Ketika usianya 1 tahun dokter mendiagnosanya menderita kanker mata atau retinablastoma. Setelah menjalani 11 kali kemoterapi, diputuskan matanya diangkat karena sel kanker dapat menyerang otaknya.
Raihan Ramadhan (12) tampak serius saat menyimak bacaan Alquran. Jemarinya terus merasakan huruf braille yang tersusun sebagai ayat-ayat suci dan tadarusan di kantor Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Sumut, Jalan Sampul, Medan, Kamis (1/6).
Bocah ini mengaku senang dan gembira belajar Alquran, terutama di bulan Ramadan. "Kalau tadarus (setiap Kamis) sudah juz 14, kalau pengajian setiap hari Minggu sudah juz 18," ucap bocah yang bercita-cita jadi penyiar radio ini.
Setiap pengajian dan tadarusan, Raihan diantar ibunya, Prima (39). "Sudah dua tahun saya antar dia (Raihan) ke sini supaya dapat belajar agama Islam, khususnya membaca Alquran," kata Prima.
Perempuan yang tinggal di Jalan Bromo, Medan, ini menceritakan Raihan menjadi tunanetra sejak bayi. Ketika usianya 1 tahun dokter mendiagnosanya menderita kanker mata atau retinablastoma. Setelah menjalani 11 kali kemoterapi, diputuskan matanya diangkat karena sel kanker dapat menyerang otaknya.
Saat ini Raihan sudah naik ke kelas V di Sekolah Luar Biasa (SLB) A Karya Murni, Jalan Karya Wisata, Medan. Prima menyatakan putranya itu selalu rangking 1 di sekolah.
"Kan itu sekolah Katolik, mutunya lebih baik dari sekolah negeri, tetapi di sana tidak mendapatkan pendidikan Agama Islam, makanya saya antar anak saya ke sini," ucap Prima.
Perempuan ini tak punya banyak pilihan soal sekolah anaknya meski sudah mencari ke banyak tempat. Menurutnya tidak ada sekolah lain di Medan yang menampung anak berkebutuhan khusus tunanetra.
"Dua kali saya mencoba memasukkan anak saya ke SLB negeri, tetapi mereka menolak. Pertama alasannya tidak ada guru, yang kedua alasannya tidak ada asrama," jelas Prima.
Dia berharap pemerintah memberi perhatian kepada anak-anak berkebutuhan khusus, terutama penyandang tunanetra. Semisal dengan menyediakan sekolah khusus dengan biaya murah namun berkualitas serta mengajarkan agama Islam.