Semangat Anak-Anak Penyandang Tuli Belajar Ngaji di Masjid Al Azhom Tangerang, Gunakan Bahasa Isyarat
Dengan menggunakan metode isyarat, anak-anak penyandang tuli jadi lebih mudah memahami Al-Qur'an.
Dengan menggunakan metode isyarat, anak-anak penyandang tuli jadi lebih mudah memahami Al-Qur'an.
Semangat Anak-Anak Penyandang Tuli Belajar Ngaji di Masjid Al Azhom Tangerang, Gunakan Bahasa Isyarat
Masjid Raya Al Azhom di Kota Tangerang, Banten, menjadi tempat yang ramah untuk disabilitas. Tak hanya beribadah, di sana mereka juga bisa belajar membaca Al-Qur'an lewat bimbingan pengajar yang profesional.
-
Apa yang dipelajari santri di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro? Secara umum, Pondok Pesantren Al Fatah tidak terlalu berbeda dengan pondok pesantren NU dalam tradisi keagamaan. Pondok Pesantren Temboro mengikuti Syafi'iyah dalam fikih, Asy'ariyah dalam akidah, serta Naqsyabandiyah dalam tarekat.Pembeda utama Al Fatah dengan pondok pesantren lain yakni pada ikatan kuatnya dengan Jemaah Tabligh. Kitab-kitab karangan Maulana Muhammad Zakaria al-Kandhlawi dan Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjadi bahan ajar selain kitab-kitab kuning yang umum dipelajari di pondok.
-
Bagaimana cara para santri di Ponpes Raudlotul Quran belajar Al-Quran? Di sana para santri harus menyetor hafalan Al-Qur’an kepada ustaz tiga kali sehari.
-
Dimana anak-anak bisa belajar? Aktivitas seperti berjalan-jalan di alam, memasak bersama, atau mengunjungi taman atau kebun binatang memberi anak-anak kesempatan untuk bertanya dan belajar.
-
Siapa yang mengajarkan ngaji di Lebak? Tiga orang anak tampak menunggu giliran mengaji yang dipandu oleh Syarif. Ia membibing tetangganya itu secara tartil atau membaca Al Quran dengan perlahan. Cara Syarif mengajar benar-benar sabar.
-
Bagaimana Syarif mengajarkan ngaji? Cara Syarif mengajar benar-benar sabar. Anak-anak yang sudah meluangkan waktu diharapkan bisa menghafal huruf demi huruf, sehingga saat dewasa sudah bisa membacanya dengan lancar.
-
Dimana anak bisa belajar salat? Ajak Anak Salat Jamaah ke Masjid
Seperti terlihat pada Selasa (9/1) siang, puluhan anak-anak penyandang tuli antusias untuk belajar membaca Al-Qur'an di tengah keterbatasannya.
Menariknya, pembelajaran mengaji ini menggunakan metode bahasa isyarat agar lebih nyaman diikuti oleh anak-anak tersebut.
Kegiatan ini sebelumnya diadakan oleh Asosiasi Tuli Muslim Indonesia (ATMI) dengan jumlah santri sebanyak 30 anak dari beberapa sekolah seperti Sekolah Khusus (SKH) Negeri 01 Kota Tangerang, SKH YKDW 02 Kota Tangerang, dan SKH Negeri 01 Kota Tangerang Selatan.
Rutin Diadakan Setiap Selasa
Mengutip tangerangkota.go.id, pembelajaran ngaji dilakukan rutin setiap Selasa usai salat zuhur.
Anak-anak diharapkan bisa mendapatkan ilmu tentang Islam dan Al-Qur'an secara maksimal.
"Kami ingin anak-anak tunarungu dapat diberikan kesempatan yang sama dalam mendalami ilmu agama, salah satunya membaca Al-Qur'an,” kata Ketua Asosiasi Tuli Muslim Indonesia, Rama Syahti.
Gunakan Bahasa Isyarat
Untuk metode mengajinya adalah dengan bahasa isyarat yang disampaikan melalui petikan jari. Huruf Hijaiyah akan mudah dipahami untuk selanjutnya dibaca dengan baik oleh anak-anak difabel tuli.
Menurut Rama, metode ini belum lama diluncurkan, terhitung sejak Oktober saat awal mereka belajar di Masjid Raya Al Azhom.
“Sehingga metode yang digunakan juga menggunakan Al-Qur'an Isyarat yang belum lama ini diluncurkan. Dan kami didukung oleh pemerintah setempat,”
katanya lagi.
merdeka.com
Anak-Anak Penyandang Tuli Antusias
Sejak digelar 3 bulan lalu, anak-anak penyandang tuli masih tampak antusias. Ini terlihat dari jumlahnya yang terus bertambah hingga kini 30 orang.
Acara ini diadakan gratis, sehingga memantik minat anak-anak. Namun karena keterbatasan tempat, pihak masjid belum bisa menerima lebih banyak anak-anak yang ingin belajar mengaji.
Para pengajar akan dengan sabar dan telaten membimbing anak-anak penyandang tuli dalam memahami huruf serta maknanya.
Membantu Mendapatkan Ilmu dengan Mudah
Sementara itu salah satu orang tua anak penyandang tuli, Yanti, mengaku senang karena anaknya bisa memiliki kesempatan untuk belajar memahami Al-Qur'an.
Ia jadi tak khawatir karena anaknya mendapatkan metode pengajaran dengan isyarat, sehingga bahasa dalam Al-Qur'an bisa lebih mudah dipahami.
“Saya merasa senang dengan adanya kegiatan belajar mengaji ini ada di Kota Tangerang. Apalagi belum lama ini pemerintah meluncurkan Qur'an Isyarat sebagai metode kemudahan mereka untuk mengenal ayat-ayat Al-Qur'an. Semoga semakin banyak yang memahami Quran Isyarat, sehingga banyak pula yang dapat mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak penyandang tunarungu ini,”
ucapnya.
merdeka.com