Semangat toleransi di rumah Wakil Ketua MPR Melani Leimena
Di keluarga besar, Melani merupakan satu-satunya dari keluarga yang beragama Islam.
Lebaran merupakan ajang berkumpul bagi keluarga besar. Tidak terkecuali Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli. Bagi Melani, Lebaran adalah kesempatan ketika seluruh anggota keluarga berkunjung ke rumahnya.
Di keluarga besar, Melani merupakan satu-satunya dari keluarga yang beragama Islam. Pada hari Idul Fitri, kakak-kakak dan keluarganya bertamu ke rumah Melani.
"Keluarga saya kan Nasrani, semuanya Nasrani kecuali saya. Jadi hari raya Idul Fitri itu semua keluarga saya harus datang ke rumah saya," jelas Melani. "Saya paling kecil di antara keluarga, walaupun saya dulu, saya gak menjadi penjabat negara, tetap mengadakan open house. Karena kakak-kakak saya akan datang ke rumah saya," ujarnya kepada merdeka.com.
Melani yang dulu dan sekarang berbeda. Melani yang sekarang merupakan pejabat negara yaitu Wakil ketua MPR. Di hari pertama, ia mengaku mengunjungi atasannya. Baru kemudian buru-buru open house di rumah.
"Sekarang saya memiliki dua bos. Ke istana dahulu baru kemudian ke rumah Pak Taufik Kiemas," kata Melani.
Saat ditanya makanan apa yang tak pernah ketinggalan saat Lebaran di rumahnya, Melani menjawab ketupat Lebaran seperti layaknya kebanyakan orang.
"Ya tentunya ketupat lebaran dan kambing guling. Kambing guling itu sudah merupakan makanan yang tak pernah ketinggalan, gak pernah gak ada," jelas anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.
"Karena saudara-saudara saya kalau pengen makan kambing guling nanti pasti nunggu Lebaran saja di rumah saya. Kayak makanan yang sudah menjadi ciri khas di rumah saya," lanjutnya.
Ia mengaku, pernah suatu kali bosan dan tidak menghidangkan kambing guling di rumahnya. Kakak-kakak dan keluarganya banyak yang tanya. "Saya gak pakai kambing guling gitu, pada ditanyain kemana ciri khas kambing gulingnya," kata Melani sembari tertawa.
Rutinitas saat Ramadan dan menjelang Lebaran, Melani menjalankan ibadah umroh di tanah suci. Namun, untuk tahun ini, dirinya tak bisa mendampingi suaminya untuk umroh.
"Kalau biasanya setiap tahun kecuali tahun ini, saya selalu pada bulan Ramadan selalu umroh. Hanya tahun inilah suami saya tidak saya dampingi karena kesibukan yang tidak bisa saya tinggalkan," tandasnya.
Melani mengaku tak mengenal mudik. Pasalnya, ia lahir dan besar di Jakarta.
"Soalnya saya lahir di Jakarta ya, orangtua saya juga di Jakarta. Kita dari dulu di Jakarta aja. Nenek suami saya atau mertua saya ada di Banten," kata Melani.
Ia pun bercerita, sebelum mertuanya meninggal, sudah menjadi tradisi pergi ke Banten. Namun, setelah orang tua dari pihak suami telah tiada, Melani tak lagi ke Banten.