Seorang Narapidana di Samarinda Menolak Bebas karena Istri Diambil Orang
Ambo (42) narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIA Samarinda ini menolak dibebaskan, karena sudah tidak memiliki lagi keluarga usai istrinya diambil orang lain. Harusnya, pria asal Parepare, Sulawesi Selatan ini bisa menghirup udara bebas sejak 7 April 2020.
Ambo (42) narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIA Samarinda ini menolak dibebaskan, karena sudah tidak memiliki lagi keluarga usai istrinya diambil orang lain. Harusnya, pria asal Parepare, Sulawesi Selatan ini bisa menghirup udara bebas sejak 7 April 2020.
Lewat program asimilasi saat pandemi Covid-19, sebanyak 141 narapidana mendapat pembebasan bersyarat. Rutan yang terletak di Jalan KH Wahid Hasyim 2 itu berupaya mencegah penularan Covid-19 dengan melakukan pengurangan narapidana di dalam penjara. Ambo menolak program itu. Dia memilih tetap berada di penjara, menjalani seluruh masa hukumannya.
-
Kapan Tania Nadira dilantik? Pada saat pelantikannya, Tania tampil cantik dengan mengenakan kerudung. Ia menutupi rambutnya dengan kerudung, meskipun tidak mengenakan hijab sepenuhnya.
-
Bagaimana Nadran dilakukan? Dalam acara itu terdapat sejumlah tokoh yang terlibat seperti pemimpin masyarakat, para nelayan, dan pemangku agama. Setelah semuanya berkumpul, para peserta itu lantas menuju ke tengah laut untuk melaksanakan tradisi nadran.
-
Kenapa para narapidana didatangkan untuk bekerja di tambang? Melansir dari liputan6.com, untuk mendukung aktivitas pertambangan, pemerintah Hindia Belanda mendatangkan para narapidana untuk dipekerjakan di kawasan tambang.
-
Apa yang dimaksud dengan tetelan sapi? Tetelan mengacu pada potongan daging yang masih melekat pada tulang sapi. Potongan daging tersebut biasanya terdiri dari kombinasi daging, lemak, dan urat.
-
Apa yang dilakukan Nia Ramadhani dalam pemotretan ini? Dalam sebuah pemotretan yang menampilkan elegansi dan kehangatan, Nia Ramadhani menunjukkan betapa dekatnya dia dengan keluarga Bakrie.
-
Siapakah Asha Ramadia Ananda Tanjung? Asha Ramadia Ananda Tanjung adalah seorang anggota TNI Angkatan Udara dengan pangkat Sersan Dua (Serda).
"Biar saya keluar, tidak tahu ke mana arahnya, kalau di sini sudah banyak teman," kata Ambo, Samarinda, Selasa (14/4).
Saat ditanya soal kasus yang menjeratnya, Ambo dengan ringan menceritakan saat dia harus disidang dengan tuduhan pelaku peredaran narkotika. Sidang itu memutuskan jika Ambo bersalah dan harus menjalani hukuman 4,5 tahun penjara.
Dari putusan pengadilan itu, dia sudah menjalani masa tahanan selama 2,5 tahun. Waktu yang tidak sebentar bagi siapapun dan ingin segera bebas.
Saat ditanya soal keluarga, raut muka Ambo berubah. Suaranya pun tidak selantang dan sesantai saat wawancara dimulai.
"Tidak ada keluarga. Sedangkan orang tua sudah meninggal, istri diambil orang," katanya sedikit terbata-bata.
Pengucapan kata istri saja, Ambo seolah harus sedikit memaksa bibir dan lidahnya bergerak. Ada sesuatu yang tertahan, ada raut kekecewaan. "Saya memang perantau ke sini, ikut sama orang," sambungnya.
Dia bercerita, saat merantau ke Samarinda, Ambo membawa serta istrinya untuk mengadu nasib. Untuk menyambung hidup, Ambo berjualan ikan di Pasar Segiri, Samarinda.
Sudah rahasia umum, dahulu pasar ini adalah zona merah peredaran narkotika. Polisi sampai harus membuat posko khusus untuk mengungkap peredaran narkotika di tempat itu.
Tergiur keuntungan yang besar, Ambo tertarik untuk ikut mengedarkannya. Tak disangka, itu adalah awal petaka dalam hidupnya. Dia ditangkap dan dihukum sesuai perbuatannya.
"Istri ikut di sini. Tapi pas masuk penjara, istri diambil orang sudah," kata Ambo sambil berusaha tersenyum seolah itu lucu, padahal raut mukanya berkata tidak.
Dia mulai kembali sedikit santai saat ditanya kenyamanan berada di dalam rutan. Teman yang banyak untuk berbagi cerita sehingga merasa betah.
"Sudah nyaman di sini, sudah betah," ungkapnya.
Ambo sebenarnya memiliki seorang anak, namun memilih tinggal di kampung halamannya. Otomatis dia hanya sendiri di ibukota Provinsi Kaltim ini.
Meski demikian, dia merasa betah masih bisa memiliki banyak teman di dalam rutan. Program asimilasi di tengah pandemi Covid-19 juga membuat blok ruangannya sedikit lega.
Baca juga:
Baru Sepekan Bebas Karena Asimilasi, Napi di Balikpapan Kembali Curi Mobil
Baru Bebas, Mantan Napi Program Asimilasi Covid-19 Ini Malah Curi Motor
Baru 5 Hari Bebas Asimilasi Corona, Pemuda Karanganyar ini Curi Motor
Napi Bebas Karena Corona Berulah Lagi akan Masuk Sel Pengasingan
Sel 'Tikus' hingga 'Register F' untuk Napi Asimilasi yang Berulah Lagi
Modus Jaga Keluarga, Eks Napi Bebas Asimilasi Bawa Kabur 2 Ponsel Pasien