Setelah lulus SMA, Fahmi ingin kuliah di teknik UGM atau ITB
Saat SMP Fahmi tidak pernah ikut perkelasan seperti teman-temannya. Dia hanya belajar di rumah dengan dibimbing Ibunya.
Setiap pukul 05.00 WIB Muhammad Fahmi Husaen (17) sudah bangun. Dibantu ayahnya, dia kemudian mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah. Setelah siap, Ayahnya Murtandlo pelan-pelan melaju menuju ke Sekolah mengantar Fahmi. Faqih pun demikian. Dia dibonceng ibu menuju SMP 1 Turi.
"Sampai sekolah paling jam tujuh," kata Fahmi yang masih duduk di kelas sebelas SMA Muhammadiyah Pakem, Sleman, Selasa (6/1).
Di sekolah dia merasa senang. Banyak temannya yang baik padanya. Beberapa di antara mereka bergantian mendorong kursi roda Fahmi ketika sedang istirahat pelajaran.
"Sejak SMA ini Fahmi selalu minta berangkat sekolah bahkan kalau libur dia malah bingung, di rumah mau ngapain," kata Anik, ibunya.
Saat SMP Fahmi tidak pernah ikut perkelasan seperti teman-temannya. Dia hanya belajar di rumah saja dengan dibimbing ibunya yang kebetulan guru sains SMP. Saat ujian, barulah dia datang ke sekolah untuk ikut ujian bersama dengan murid lainnya.
"Dari SMP dapat keringanan, bisa belajar di rumah saja, buku-buku diberi dari sekolah. Saya yang membimbing pelajaran kecuali bahasa Inggris, gurunya datang ke sini," jelas Anik.
Berbeda dengan kakaknya, Faqih justru malas sekolah. Saat masuk kelas lima SD, kondisi fisiknya yang sudah tidak bisa berjalan lagi membuatnya tidak mau sekolah lagi sampai akhirnya gurunya mendatanginya.
"Gurunya sampai datang membujuk supaya mau sekolah lagi, akhirnya mau sekolah lagi," ungkap Anik.
Dengan kondisi fisik seperti itu, ada risiko yang ditanggung jika harus terus berangkat ke Sekolah. Murtandlo pun setiap hari mengantar-jemput dan menengok Fahmi saat istirahat.
"Pernah kejadian saya jemput Fahmi, jam tiga sore sudah di Sekolah, saya tunggu kok Fahmi nggak keluar. Sampai jam empat Sekolahan sudah sepi, semua sudah pulang. Waktu saya cek, ternyata Fahmi jatuh nggak ada yang tahu. Teman-temannya sudah pulang semua tinggal gurunya. Tapi jatuhnya jauh dari ruang guru jadi nggak ketahuan," jelasnya.
Setelah lulus SMA nanti Fahmi berniat untuk melanjutkan studinya di jurusan teknik. Dia mengincar kampus UGM dan ITB untuk melanjutkan studinya. Mendengar keinginan dan semangat anaknya, Anik dan Murtandlo merasa senang. Mereka berharap bisa mewujudkan keinginan anak pertamanya tersebut.
"Semogalah bisa, berdoa saja, kuliah kan biayanya juga tidak sedikit," celetuk Murtandlo.