Sidak pupuk oplosan di Demak, Ganjar minta polisi tangkap mafianya
Ganjar juga menemukan beberapa karung sisa pupuk yang dioplos oleh pelaku yang diotaki oleh Rondiyah, si kepala desa.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara tiba-tiba memerintahkan rombongan untuk bergerak ke Demak, sebelum memulai road show ke Pekalongan, Tegal dan Brebes, Jawa Tengah. Kemudian rombongan berhenti di Jalan Raya Kudus-Demak Km 5, tepatnya di Desa Bango, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Di lokasi itu, Ganjar mendapati sebanyak enam truk molen terdiri dari tiga truk tronton kecil dan tiga truk molen berukuran besar. Anehnya, ke enam truk tersebut berplat nomor 'L' atau Surabaya adalah L 7004 XX, L 1887 X dan L 7001 XX. Ketiga-tiganya dengan plat nomor mati pajaknya. Ke enam truk tersebut digunakan sebagai alat untuk mengoplos pupuk.
Kemudian, Ganjar juga menemukan beberapa karung sisa pupuk yang dioplos oleh pelaku yang diotaki oleh Rondiyah, salah satu tokoh masyarakat yang menjabat sebagai Kepala Desa dan biasa dipanggil dengan Bu Lurah.
Kamiyadi (60) warga Desa Bango, Demak yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di sekitar tempat pengoplosan saat bertemu Ganjar mengungkapkan aksi pengoplosan pupuk sudah berlangsung selama empat tahun lebih.
"Setiap malam jam dua dini hari pasti mereka beroperasi. Suaranya gaduh berisik, tidak sembarang orang boleh masuk. Tempatnya tertutup bagi kalangan umum. Warga yang mau masuk dilarang," jelas Kamiyadi dalam obrolannya dengan Ganjar.
Beda lagi dengan pengakuan Suberdi (39), kuli panggul yang ditemui Ganjar mengaku, dirinya sering bongkar muat dari toko ke toko dikirim ke tempat pengoplosan pupuk itu. Pelaku Rondiyah melakukan aksi pembelian pupuk bersubsidi di berbagai kota di Jawa Tengah. Di antaranya di Solo, Kudus dan bahkan di Semarang.
"Setelah dioplos, setiap malam kemudian dikirim ke berbagai kota di antaranya di Sumatra, Kalimantan, Bandung, Jakarta dan ke Cianjur. Saya sudah bertahun-tahun jadi kuli bongkar muat di sana, jadi saya tahu betul. Tapi saya hanya sebatas bongkar muat. Kalau mau masuk ke gudangnya tidak boleh. Cuman sampai di depan gudang," selorohnya menjawab beberapa pertanyaan Ganjar.
Bupati Demak Moch Dachirin Said saat mendampingi Ganjar memaparkan, omset pengoplosan pupuk jenis Urea dan Ponska perharinya sekitar 210 ton ini sudah berlangsung lama. Namun, beberapa warga Demak menduga bahwa tempat dan gudang itu merupakan tempat penggilingan padi.
"Awalnya tempat penggilingan padi. Yang punya wafat terus disulap jadi gudang tempat pengoplosan pupuk urea. Karung yang digunakan untuk mengemas pupuknya pun di sablon sendiri," terangnya kepada wartawan.
Dachirin menambahkan, saat ini kasus pengoplosan pupuk ini sudah ditangani Polres Demak dan masih dalam proses penyidikan dan pemberkasan BAP-nya.
Ganjar Pranowo usai melakukan sidak di hadapan Kapolres Demak Kapolres AKBP R Setijo Nugroho dan Komandan Kodim (Dandim) Demak Letkol TNI Ari Aryanto mengungkapkan bahwa kasus kelangkaan pupuk ini sudah dikoordinasikan dengan Presiden Jokowi dan Panglima TNI Jenderal Muldoko.
"Saya selalu koordinasi dengan Panglima TNI dan Presiden, sudah kita tindaklanjuti dengan Kodim Demak yang pertama kali mengungkap kasus pengoplosan pupuk ini. Peranan Bu Lurah juga masih ditelusuri. Indikasinya kalau dilihat sudah lama jika dilihat alat dan ruangannya," ungkapnya.
Ganjar juga langsung menelepon pihak Pusri supaya kasus ini diteliti dan didalami apakah melibatkan distributor dari Pusri sendiri atau tidak. "Saya sudah kontrak sama presiden dan panglima TNI. Saya mau kejar saja. Saya sudah bicara berkali-kali. Saya telepon Kapolres dan pihak Pusri juga. Saya ingin telusuri. Saya khawatir ini barang kali terjadi di lain tempat dan tidak hanya kulitnya saja di sini," paparnya.
Ganjar juga menjelaskan supaya kasus pengoplosan pupuk berskala nasional ini diungkap hingga ditemukan siapa mafia yang bermain di balik kasus ini.
"Komisi hukum sudah kita rapatkan di sini. Saya minta Polda tidak hanya sampai di sini dan jangan sampai di loloskan. Kalau ini posisi pupuk urea ini terstruktur. Kalau pupuk subsidi dia ambil satu titik tertentu dan menurut saya harus diteliti ini sudah mengarah ke mafia," jelasnya.
Ganjar secara langsung meminta kepada Kapolres Demak dan Dandim Demak untuk mengusut tuntas dan tidak menghentikan kasus pengoplosan pupuk yang banyak merugikan para petani. Sehingga upaya untuk mencegah kelangkaan pupuk bisa berhasil.
"Bisa ditelusuri, keluarnya ke mana itu? Jualnya ke mana? Saya mohon titip. Saya sampaikan terima kasih. Kerja luar biasa. Saya merasa sangat terbantu kalau derita petani tidak kita bantu begini. Saya matur nuwun," pungkas Ganjar.
Sebelum meninggalkan tempat sidak, Ganjar disambut oleh puluhan para petani di Demak yang merasa bersyukur dengan dibongkarnya mafia pengoplosan pupuk di Demak. Hal ini lantaran, sebelumnya Bu Lurah Rondiyah, pengoplosan pupuk itu dinilai oleh warga sebagai sosok yang kebal hukum dan tak tersentuh oleh aparat.