Simpati ke Kopassus karena rakyat geram
Mereka bersimpati pada Kopassus dengan harapan pemberantasan preman digiatkan.
Munculnya simpati ke Kopassus setelah terungkapnya kasus penyerbuan Lapas Cebongan dinilai sebagai sikap geram masyarakat atas keberadaan preman. Mereka bersimpati pada Kopassus dengan harapan pemberantasan preman digiatkan.
"Saya kira masyarakat bukan bermaksud membela tindakan yang dilakukan oleh oknum-oknum Kopassus itu, hanya saja masyarakat sudah terlanjur geram karena makin berkembangnya kelompok-kelompok preman di daerah, dan masyarakat merasa Polri belum bisa mengatasi secara efektif," kata Achmad Basarah, anggota Komisi III DPR dari FPDIP saat dihubungi merdeka.com, Selasa (10/4).
Ahmad menganggap masyarakat saat ini sudah pesimis pada kemampuan Polri untuk menyelesaikan dan menghentikan berbagai aksi premanisme. Sedangkan sebenarnya masyarakat sudah terlalu resah dengan premanisme. Masyarakat hanya menaruh harapan kepada Polri yang seharusnya bisa lebih dekat dan membantu mereka dalam situasi kesulitan.
"Jadi menurut saya, masyarakat bukan mendukung aksi pembantaian yang dilakukan para oknum-oknum Kopassus itu, tapi sebenarnya lebih menaruh harapan kepada aparat negara agar bisa bekerja lebih baik lagi, bisa menuntaskan dan menghentikan aksi premanisme di berbagai daerah lainnya," tambah Ahmad.
Dia juga menambahkan, harapan-harapan yang ada di dalam masyarakat itu adalah wajar. Pasalnya memang sesungguhnya Pembukaan UUD 1945 sebagai konstitusi kita telah berjanji untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, termasuk dari berbagai aksi premanisme yang sudah mengusik ketentraman publik belakangan ini.