Simpatisan Keroyok Pengkritik, Ini Kata Pj Wali Kota Pekanbaru
Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun justru mengaku senang dikritik untuk bersama-sama membangun Kota Pekanbaru. Dia menyebutkan, dirinya tidak bodoh menyuruh orang untuk memukuli warga yang mengkritiknya.
Empat orang simpatisan Pejabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun ditangkap tim Polda Riau karena menganiaya dan mengeroyok seorang warga, Miftahul Samsir hingga babak belur. Korban merupakan pengkritik Muflihun lewat media online.
Para pelaku yang mengaku sebagai orang dekat Muflihun menganiaya Miftahul di sebuah warung kopi di Kota Pekanbaru. Akibat penganiayaan itu, korban sempat dirawat inap di rumah sakit.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut terjadi? Pelaku insial H anak kandung korban, kejadian pengniayaan itu sudah lama, yakni pada Jumat 10 Mei 2024 sekira pukul 07.00 Wib. Tapi, videonya baru tersebar sekarang, makanya kami langsung gerak cepat ke rumah pelaku," kata Bery kepada merdeka.com.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
Muflihun mengaku tidak terlibat kasus itu. Dia mengaku kenal dengan para pelaku, tapi dia memastikan tidak ada menyuruh mereka melakukan penganiayaan.
"Saya tidak terlibat, meskipun orang ini (pelaku) dekat dengan saya," ujar Muflihun, Jumat (21/10).
Senang Dikritik
Miftahul Samsir dikeroyok empat pelaku karena mengkritisi masalah banjir, jalan rusak hingga sampah. Salah satu pelaku bekerja sebagai satpam.
Muflihun justru mengaku senang dikritik untuk bersama-sama membangun Kota Pekanbaru. Dia menyebutkan, dirinya tidak bodoh menyuruh orang untuk memukuli warga yang mengkritiknya.
"Itu pidana. Tidak mungkin saya menyuruh untuk memukul orang, alangkah bodohnya saya (jika menyuruh)," ucapnya.
Empat Pelaku Ditahan
Sebelumnya, empat orang pria jadi tersangka dan ditahan polisi gara-gara melakukan penganiayaan terhadap seorang Miftahul Samsir. Para pelaku mengaku tak senang karena korban mengkritik Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto mengatakan, Miftahul menyampaikan kritikannya terhadap Pj Wako Muflihun di media massa online lokal. Kritik itu berisi tentang parkir penanganan sampah hingga banjir.
"Keempat pelaku penganiayaan adalah DEF (48), HA (39), DE (44) dan WI (41). Mereka diamankan setelah korban bernama Miftahul melapor pada 7 Oktober lalu," ujar Sunarto kepada merdeka.com Rabu (19/10).
Korban Babak Belur
Sunarto menjelaskan, penganiayaan itu terjadi, Jumat (7/10) pukul 20.00 WIB lalu di sebuah kedai kopi. Korban dan para pelaku awalnya telah membuat jadwal pertemuan di Kedai kopi AW, di Jalan Rajawali Kampung Melayu, Kota Pekanbaru. Di situ lah korban dianiaya para pelaku hingga babak belur.
Penganiayaan itu mengakibatkan korban mengalami luka serius berupa robekan di kepala, pelipis mata dan luka lain di tubuhnya. Akhirnya korban dibawa ke rumah sakit dan diopname.
Para pelaku ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan sejak 17 Oktober, mereka dijerat Pasal 170, 351 ayat (2), Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.
Polisi Dalami Pihak yang Menyuruh
Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Riau Kombes Asep Darmawan menambahkan, keempat pelaku mengaku sebagai simpatisan dari Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun. Para pelaku mengakui hal itu saat diperiksa penyidik.
"Dari hasil keterangan, pelaku marah karena Pj Wali Kota (Muflihun) ditulis dalam berita online itu. Para pelaku ini semua simpatisan, ya kalau informasi orang dekat (Pj Wali Kota)," ucap Asep.
Karena para pelaku mengaku simpatisan dan orang dekat Pj Wako, Asep menyebutkan akan melakukan pengembangan. Pihaknya mendalami siapa orang yang menyuruh mereka, apakah disuruh Pj Wako atau bukan.
"Kalau soal disuruh Pj atau dibayar, itu belum ada. Kita masih terus mendalami, masih gali terus informasi itu," kata Asep.
(mdk/yan)