Siswi SMP Jakarta Ejek 'Darah Anak Palestina', Kadisdik DKI Sebut Hanya Bercanda
Menurut Budi Awaluddin, candaan kelima siswi tersebut menjadi sorotan karena videonya sudah viral di media sosial.
Budi Awaluddin mengatakan, lima siswi yang mengejek darah dan tulang anak Palestina itu minta maaf.
- VIDEO: Viral Siswi SMP Ejek Palestina, Langsung Kena Hukuman Tegas Skors Satu Minggu
- VIDEO: Klarifikasi Viral Siswi SMP Ejek Palestina, Motifnya Hanya Bercanda
- Siswi SMP Jakarta Minta Maaf Usai Viral Video Ejek 'Darah Anak Palestina'
- Dihujat Netizen Usai Viral Video Ejek 'Darah Anak Palestina', Siswi SMP Jakarta Menangis Ketakutan
Siswi SMP Jakarta Ejek 'Darah Anak Palestina', Kadisdik DKI Sebut Hanya Bercanda
Plt Kepala Disdik DKI Jakarta, Budi Awaluddin meluruskan video viral lima siswi SMP yang mengejek darah dan tulang anak Palestina. Dia mengatakan, kelima siswi tersebut hanya bercanda.
"Iya, dilihat dari apa yang mereka sampaikan itu tidak sengaja. Ya, anak-anak kan biasa bercanda," kata Budi Awaluddin, Rabu (12/6).
Menurut Budi Awaluddin, candaan kelima siswi tersebut menjadi sorotan karena videonya sudah viral di media sosial.
"Cuma memang karena kondisi terecord, kerekam dan akhirnya tersebar. Jadi, kondisinya mereka memang tidak sengaja terucap seperti itu," ucap Budi Awaluddin.
Minta Maaf
Budi Awaluddin mengatakan, lima siswi yang mengejek darah dan tulang anak Palestina itu minta maaf. Merek mengaku menyesal sudah mengolok-olok darah dan tulang anak Palestina.
"Kami atas nama orang tua dan siswa mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," kata Budi Awaluddin.
Budi Awaluddin mengakui, tindakan lima siswi SMP itu yang mengejek anak Palestina salah. Karena itu, pihaknya memberikan sanksi berupa skors selama seminggu.
"Selama satu minggu akan kita lakukan pembinaan kepada siswa-siswa tersebut," ucap Budi Awaluddin.
"Kami siapkan dari Dinas PPAPP konselor dan juga dari Kawil Kemenkumham, dari kepolisian, dan dari Kesbangpol untuk melakukan pembinaan kepada adik-adik kita yang selama satu minggu diskors," imbuhnya.
Menangis Ketakutan
Sebelumnya, Budi Awaluddin mengungkapkan kondisi lima siswi SMP di Jakarta usai dihujat gara-gara mengejek anak korban genosida di Palestina.
Lima siswi tersebut berasal dari SMP yang berbeda. Salah satunya merupakan siswi SMPN 216 Jakarta.
Budi Awaluddin mengatakan, kelima siswi tersebut menyesali perbuatannya. Mereka juga sempat menangis ketakutan.
"Mereka sangat menyesali apa yang sudah terjadi dan mereka sempat menangis semua dalam kondisi yang ketakutan," kata Budi Awaluddin.
Budi Awaluddin mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah kelima siswi tersebut. Mereka akan diberi pembinaan lantaran sudah melakukan tindakan tidak terpuji dengan mengejek anak korban genosida.
Selain pembinaan, Disdik DKI juga melindungi kelima siswi tersebut dari aksi perundungan. Caranya Disdik DKI bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan pendampingan.
"KPAI akan melakukan pendampingan," ucapnya.
Video Ejekan 'Darah Anak Palestina' Beredar
Beredar video memperlihatkan sejumlah remaja putri melontarkan candaan keji soal Palestina saat makan di sebuah restoran cepat saji yang masuk daftar boikot imbas serangan Israel ke Palestina.
Dalam video yang beredar itu, terdapat lima remaja putri yang empat di antaranya sedang makan dan satu lainnya tengah merekam video.
Rekaman dimulai dari seorang remaja putri berkacamata dan berkaus hitam yang menunjuk teman di sampingnya tengah makan tulang ayam. Tulang ayam itu disebut tulang anak-anak Palestina.
"Makan tulang anak-anak Palestina" kata remaja putri tersebut.
Video berpindah ke remaja putri lainnya berbaju merah yang juga menggunakan kacamata. Dia menunjukkan ayam yang sudah dicocol saus sambal dengan narasi serupa.
"Darah anak Palestina," ujar dia sembari disambut gelak tawa remaja putri lainnya.
Remaja lainnya juga membuat guyonan yang senada. "Daging anak Palestina," katanya.
"Ini bukan saus, darah anak Palestina," remaja lain menimpali.
Video yang beredar luas di berbagai media sosial ini mendapat banyak kecaman dari warganet. Sebab, dinilai keterlaluan dan mencederai toleransi.