Polisi Turun Tangan Kasus Video Siswi SMP yang Bercanda Darah Anak Palestina
Kepolisian juga telah membangun komunikasi dengan orang tua siswa, pihak sekolah dan Disdik DKI Jakarta.
Kepolisian juga telah membangun komunikasi dengan orang tua siswa, pihak sekolah dan Disdik DKI Jakarta.
Polisi Turun Tangan Kasus Video Siswi SMP yang Bercanda Darah Anak Palestina
Polisi ikut turun tangan dalam penanganan kasus video viral lima siswi SMP yang melontarkan kata-kata hinaan tentang Palestina di media sosial. Proses pendalaman dilakukan melalui Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
“Untuk pendalaman penyelidikan peristiwa ini sedang dilakukan dan ditangani oleh Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kamis (13/6).
Ade Ary menuturkan seharusnya kejadian ini bisa dicegah dengan adanya edukasi terhadap para siswi. Oleh sebab itu, untuk penanganannya telah berupaya berkomunikasi dengan anak yang menyebar video tersebut.
“Bersama rekan-rekan tiga pilar di tingkat kecamatan sudah melakukan upaya komunikasi dengan anak yang diduga menyebarkan video ini,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Ade Ary, demi proses penelaahan kejadian ini pihak kepolisian juga telah membangun komunikasi dengan orang tua siswa, pihak sekolah, dan Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta terkait tindak lanjutnya.
“Sekali lagi kami menyampaikan ini perbuatan yang tidak sepatutnya tidak terjadi lah ini agar kita sama-sama bijak bermedsos anak mohon orang tua awasi anak-anak agar menggunakan medsos dengan baik dan bermanfaat. Jangan malah jadi backfire merugikan kita,” imbuh dia.
“Jadi mohon waktu penyidik subdit siber masih mendalami peristiwa. Ini merupakan bentuk kerja sama semua pihak, Ini bentuk kerjasama semua pihak Polda Metro Jaya, rekan-rejan dari Pemprov, Kodam Jaya sudah hadir semua kemarin,” sambung dia.
Tindakan Disdik
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Budi Awaluddin buka suara terkait 5 siswi SMP yang melontarkan kata-kata hinaan tentang Palestina di media sosial.
Ia mengaku telah berbicara pada pihak orang tua dan pihak sekolah untuk menentukan sanksi dan pembelajaran yang tepat untuk kelimanya.
“Para siswa wajib lapor selama satu minggu kepada guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah masing-masing. Kemudian, kami akan memberikan pembinaan karakter dan wawasan kebangsaan kepada para siswa, orang tua dan sekolah tersebut,” papar Budi di Gedung Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rabu (12/6).
“Guru BK akan memberikan pembinaan selama satu minggu kepada siswa-siswa tersebut. Kami juga menyiapkan konselor dari Dinas PPAPP (Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk) DKI Jakarta dan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) untuk mendampingi mereka selama pembinaan,” lanjutnya.
Budi menjelaskan, proses pembinaan akan dilakukan di sekolah masing-masing anak. Jadi walaupun mereka mendapatkan sanksi berupa skorsing selama seminggu, kelimanya tetap wajib hadir ke sekolah untuk menjalani konseling.
Diketahui, kelima remaja yang terlihat dalam video tersebut berasal dari 4 SMP yang berbeda. Budi enggan menjawab mengenai identitas para remaja dan asal sekolah mereka karena ia merasa bahwa kesehatan mental para anak juga wajib dilindungi.
“Pembinaan ini dilakukan juga sebagai langkah untuk mencegah perundungan terhadap para siswa tersebut. Kita tetap harus melindungi mereka dan memulihkan mental mereka. Pembinaan ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan kebangsaan dan pengetahuan penggunaan digital yang bijak. Hal ini akan menjadi pembelajaran bagi kami tentang pentingnya pembinaan pengembangan karakter kepada para siswa,” pungkas Budi.