Soal Kebiasaan Warga Bawa Pisau, Gubernur Sumsel Bilang 'Kekerasan Sudah Tak Laku'
"Ada contoh masyarakat yang enggak percaya diri kalau keluar tanpa membawa sajam atau pisau. Kita harus mengubah mindset itu, bukan zamannya lagi," ungkap Deru
Kebiasaan oknum warga Sumatera Selatan membawa pisau di pinggang menjadi sorotan Gubernur Sumsel Herman Deru. Pasalnya, fenomena itu berpotensi tinggi terjadinya tindak pidana.
Deru mengaku cukup terusik dengan anggapan banyak orang terhadap daerahnya yang dipimpinnya terkenal dengan aksi kejahatan. Apalagi, citra buruk muncul dengan istilah menyelesaikan masalah dengan senjata tajam.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa yang dimaksud dengan Songket Palembang? Songket Palembang adalah kain tradisional dari Sumatra Selatan yang dikenal dengan tenunannya yang rumit dan motifnya yang indah. Kain ini merupakan warisan budaya takbenda yang telah ada sejak zaman Sriwijaya, dan telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat Palembang.
-
Apa yang digambarkan dalam patung gajah Pasemah? Dalam satu batu ini menggambarkan tiga kehidupan. Pertama hewan gajah, lalu dua manusia dan hewan yang diduga babi rusa saat tengah dilahirkan gajah.
"Ada contoh masyarakat yang enggak percaya diri kalau keluar tanpa membawa sajam atau pisau. Kita harus mengubah mindset itu, bukan zamannya lagi," ungkap Deru, Kamis (6/2).
Menurut dia, penggunaan senjata tajam dalam menyelesaikan konflik semestinya harus dihindari. Keterbukaan informasi dan perubahan zaman harus diikuti sikap positif dan pendewasaan diri.
"Komunikasi dengan kekerasan sudah tidak laku lagi. Pola pikir orang dulu semakin keras semakin hebat dan kaya, itu zaman dulu. Sekarang kalau keras akan dijauhi orang," kata dia.
Deru menilai kebiasaan masyarakat Sumsel membawa pisau di pinggang mulai terjadi penurunan. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, diperlukan pemahaman dari pimpinan daerah dan juga psikolog terhadap masyarakat.
"Saya kira citra Sumsel soal tujah menujah (tusuk) harus berkurang. Jika tidak, bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kita," ujarnya.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengatakan, tindak pidana jalanan atau pertikaian antar warga seperti curas, curat dan penganiayaan, menjadi atensi penegak hukum. Sebab, aksi kejahatan seperti itu cenderung cukup tinggi di wilayah Sumsel.
"Ini harus segera ditangani, pola pikir masyarakat harus diubah, harus dihentikan," ujarnya.
Hanya saja, Supriadi menilai pisau di pinggang bukan budaya tetapi hanya kebiasaan buruk masyarakat setempat.
"Dulu Sumsel ini banyak hutan, jadi untuk menjaga diri warganya bawa Sajam. Tapi sekarang ada pergeseran, sajam justru untuk membunuh orang," kata dia.
(mdk/ray)