Soal penghargaan Adipura, Ridwan Kamil akui ada ketidakpuasan
Bandung disebut tidak pantas menyandang gelar tersebut.
Setelah penantian selama 17 tahun, akhirnya Kota Bandung kembali mendapat penghargaan Adipura. Tetapi tak sedikit yang menyebut, Bandung tidak pantas menyandang gelar tersebut, salah satunya dari LSM Walhi Jabar. Bagaimana tanggapan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil?
"Kalau ada kurang-kurang atau ketidakpuasan memang masih ada. Tapi kalau mau fair, silakan bandingkan antara sebelum saya menjabat dan belum menjabat. Ini ada progres, progres ini yang dihargai," kata pria yang akrab disapa Emil ini di Trans Luxury Hotel Bandung, Senin (23/11).
Dia menerangkan, penghargaan Adipura yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup itu tak melulu memberikan penilaian tentang kebersihan. Tapi ada indikator lain sehingga Bandung masuk dalam satu penilaiannya.
"Adipura itu kebersihan dan tata kelola lingkungan, kalau tata kelola lingkungan kan tidak melulu urusan bersih tidak bersih," katanya.
Saat presentasi tentang Bandung untuk menjelaskan mengapa kotanya layak meraih Adipura, lanjut dia, dirinya memaparkan 30 program untuk memperbaiki kebersihan dan tata kelola lingkungan.
"Saya sampaikan ada lebih dari 30 program untuk memperbaiki kebersihan tata kelola lingkungan kota Bandung diluncurkan waktu saya pertama kali menjabat dari berbasis inovasi, regulasi, desentralisasi dan kolaborasi," tandasnya.
Dia tak menyanggah jika kebersihan Bandung belum merata, apalagi di kawasan pinggiran yang masih disergap banjir karena sampah.
"Bahwa bersih sekali saya kira debatable, tapi bahwa jauh lebih bersih dari tahun lalu juga ini fakta," paparnya.
Walhi sebelumnya menyebut bahwa gelar Adipura hanya sebatas seremonial saja. Misalnya revitalisasi taman. Tidak ada perawatan khusus usai diluncurkan.
"Coba lihat taman Cilaki bunganya rusak tidak ada perawatan pascaditata. Jadi jangan hanya seremonial saja, tapi setelah itu ada monitoring atau evaluasi dan tindakan keberlanjutan," kata Direktur Eksekutif Walhi Jabar Dadan Ramdan diberitakan merdeka.com, Jumat (20/11).
Baca juga:
17 kali gagal, Ridwan Kamil optimis tahun ini Bandung raih Adipura
Setelah 17 tahun, Kota Bandung raih penghargaan Adipura 2015
Dapat Adipura, PNS Bandung syukuran dan cukur gundul
Walhi Jabar sindir penghargaan Adipura untuk Kota Bandung
Tahun depan Real Madrid dan Barcelona berkunjung ke Bandung
Populasi jomblo di Kota Bandung banyak, ini nasihat Ridwan Kamil
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Siapa saja yang akan bersaing dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta? Ridwan Kamil yang berduet dengan Suswono akan menghadapi pasangan Pramono Anung - Rano Karno serta Dharma Pongrekun - Kun Wardana.
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Siapa saja yang menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Partai KIM begitu ngotot memboyong Ridwan Kamil di Jakarta. Namun, Golkar tampaknya belum satu suara dengan Gerindra, PAN dan Demokrat soal langkah politik untuk Ridwan Kamil itu. Golkar 'si pemilik' Ridwan Kamil masih menimbang penugasan di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.
-
Siapa yang menyambut Ridwan Kamil di Cagar Budaya Setu Babakan? Kedatangannya itu langsung disambut oleh mantan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke, Rabu (4/9).
-
Kenapa Ridwan Kamil memberikan anggaran untuk RW di Jakarta? Usulannya tersebut agar warga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian di wilayahnya masing-masing. "Masa Bandung bisa, Jakarta nggak? Apa yang terjadi? RW-RW warganya ikut mikirin mendesain sendiri wilayahnya. Coba bayangkan," jelasnya.