Solusi Anies Baswedan Selesaikan Konflik Israel-Palestina
Anies memiliki solusi untuk mengakhiri konflik Israel dan Palestina. Apa itu?
Saat ini, Palestina masih terus digempur Israel.
Solusi Anies Baswedan Selesaikan Konflik Israel-Palestina
Bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan menuturkan, sulit untuk menyelesaikan konflik Palestina dan Israel. Indonesia tidak mampu untuk menyelesaikan konflik tersebut. Amerika pun ketika awal tahun 2000 gagal melakukannya.
"Kita tidak usah berpretensi bisa menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Itu jauh sekali dari sekali dari sisi kemampuan, kapasitas kita," ungkap Anies saat pidato politik calon presiden terkait arah dan strategi politik luar negeri yang digelar CSIS Indonesia di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (7/11).
Anies belajar dari pengalaman Indonesia. Kemerdekaan dan perdamaian tidak dapat dihasilkan melalui peperangan. Tetapi dengan negosiasi dan politik.
"Kita baru berhenti perang ketika 49, diketok, kita tidak berhenti dapat pengakuan dari Belanda ketika Jogja diambil alih. Ketika Jawa tengah dikuasai, bukan. Tapi ketika proses negosiasi jadi,"
ujarnya.
merdeka.com
Kuncinya adalah bersatu. Maka itu Indonesia harus proaktif untuk menyatukan Palestina. Di situ Indonesia bisa berperan.
"Apa kata kuncinya sebelum negosiasi? Bersatu. Jadi Indonesia proaktif mempersatukan Palestina. Menurut saya peran Indonesia di situ,"
katanya.
merdeka.com
Anies memiliki solusi. Ia mengusulkan anak-anak Palestina untuk dibawa dan tinggal di Indonesia.
"Lihat mereka kehidupan di sini. Bisa ratus bisa ribu, tinggal di sini. Melihat bagaimana kita bisa bersatu, tenang, teduh, bawa pengalaman itu mereka pulang. Terus panjang. Tapi kita proaktif,"
kata mantan gubernur DKI Jakarta ini.
merdeka.com
Proaktif itu bukan dengan cara menyatukan faksi yang bertarung. Karena akan sulit menyatukannya.
Menurut Anies, proaktif itu dengan cara berpolitik dan berinvestasi kepada anak-anaknya.
"Jadi bukan saja proaktif mencoba mempersatukan faksi yang sudah bertarung bertahun-tahun dan luka itu enggak gampang," kata Anies.
"Tapi kita investasi di generasi berikutnya secara serius, bawa itu ke sini. Jadi proaktifnya itu bukan hanya di level politik tapi di level pendidikan, pendidikan kultural. Di sisi mana yang bisa kita reach out. Tujuannya membantu mempercepat terjadinya persatuan di situ. Tanpa mereka bersatu, tidak mungkin. Itu kalau faksi Syahrir dan faksi Soekarno enggak bersatu, enggak terjadi Agustus tahun 45," jelasnya.