Sopir Lamborghini maut sangkal balap liar sebelum tabrak kedai STMJ
Polisi tidak yakin dengan pengakuan sang sopir.
Kecelakaan maut melibatkan mobil mewah Lamborghini hari ini kembali diusut oleh Polrestabes Surabaya, dengan menggelar olah TKP, di Jalan Manyar Kertoarjo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/11). Si pengemudi mobil kencang itu, Wiyang Lautne (24), menyangkal tengah balapan liar saat kejadian nahas itu.
Kepada polisi, Wiyang yang tinggal di Darma Husada Regency 270, Surabaya, mengaku sedang melamun dan kehilangan kendali. Saat mengendarai mobil sport bernomor polisi B 2258 WM itu, Wiyang mengaku mengendarai mobilnya dengan kecepatan 80 kilometer per jam.
Wiyang juga menyangkal keterangan para saksi di lapangan, yang kabarnya melihat dia terlibat balap jalanan dengan mobil Ferrari. Menurut dia, raungan mobilnya saat kejadian terdengar keras.
"Suara mobilnya memang keras, sehingga dianggap sedang balapan," ucap Wiyang.
Meski begitu, polisi tidak lantas percaya dengan pengakuan Wiyang. Polisi akan memeriksa sejumlah saksi di lokasi kejadian dan melacak rekaman kamera pengawas (CCTV) di lokasi kejadian. Selain itu, polisi akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
"Olah TKP ini juga untuk mengetahui petunjuk baru terkait kronologis kejadian. Memang dari pengakuannya, dia tidak sedang balapan saat itu. Tapi kami masih mendalami kasusnya dari keterangan saksi-saksi," kata Kanit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, AKP Andhika Ginanjar Wibisana.
"Hasil olah TKP sementara, pengemudi mobil melaju dari arah timur ke barat, kemudian hilang kendali dan menabrak pedagang kaki lima lalu menabrak pohon sono," ujar Andhika.
Dalam insiden itu, pemilik warung, Mujianto (44), warga Pakis Tirtosari 10 B/15, Surabaya, terlempar dan mengalami patah tulang. Sedangkan pembelinya, Kuswanto (41), warga Kaliasin Gg III/25 Surabaya, tewas di lokasi kejadian. Istri Kuswanto, Srikanti (41), yang juga berada di lokasi, mengalami patah tulang di bagian kaki kanannya.