Stroke Bisa Dialami Anak Muda, Ini Sederet Penyebabnya
Untuk mencegah stroke pada usia muda, Dodik menganjurkan penerapan slogan 3O + 1D.
Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni), Dodik Tugasworo mengatakan, gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang aktivitas fisik hingga pola makan tinggi lemak dan gula merupakan faktor risiko stroke di usia muda.
"Beberapa usia yang saya temui sekitar 30 sampai 40 tahun itu meningkat sekali dan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke di usia muda ini karena disebabkan gaya hidup yang kurang sehat," kata Dodik dalam diskusi daring, dilansir Antara, Sabtu (27/10).
- Waspada! Stroke Ternyata Bisa Menyerang Usia Muda, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
- Waspada Ancaman Stroke di Usia Muda! Ketahui Ragam Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
- Stroke Kini Makin Banyak Serang Anak Muda Berusia 30-an, Ini Penjelasan Ahli
- Mengapa Semakin Banyak Anak Muda yang Mengalami Stroke pada Masa Sekarang
Dia menambahkan, kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, hingga tingkat stres tinggi juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko terjadinya serangan stroke pada populasi usia muda.
"Tingkat stres juga penting karena pada mereka itu iklim kompetisi mungkin menjadi tinggi sehingga terjadi gangguan tidur dan semua ini menjadi risiko terjadinya stroke," ujarnya.
Selain gaya hidup, katanya, stroke juga bisa disebabkan oleh riwayat penyakit genetik serta penyakit penyerta lainnya di antaranya hipertensi, diabetes, dislipidemi, dan kegemukan.
Untuk mencegah stroke pada usia muda, Dodik menganjurkan penerapan slogan 3O + 1D yakni Olahraga 30 menit setiap hari, Olah seni atau menjalani hobi dan kegiatan yang membuat hati senang, Olah jiwa atau mendekatkan diri dengan Tuhan dan tidak melakukan sesuatu secara terburu-buru, serta Diet sehat dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Yudhi Pramono menyebutkan, 90 persen kasus stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, merokok, hingga kurang aktivitas fisik.
"Sebenarnya 90 persen kejadian stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dislipidemia, gangguan jantung, merokok, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, stres, dan konsumsi alkohol," kata Yudhi.
Yudhi menerangkan bahwa Kemenkes mendorong kegiatan skrining kesehatan yang dilakukan saat hari ulang tahun setiap penduduk sebagai langkah pencegahan peningkatan prevalensi kasus stroke di Indonesia.
"Di dalamnya ada skrining baik kolesterol kemudian profil lipid yang nanti juga untuk mengantisipasi terjadinya stroke," kata dia.