Mengapa Semakin Banyak Anak Muda yang Mengalami Stroke pada Masa Sekarang
Stroke dan serangan jantung semakin banyak dialami oleh anak muda pada saat ini. Kenali Penyebabnya.
Sebelumnya, stroke dan penyakit jantung sering dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dialami oleh orang tua, namun kini tren tersebut telah berubah. Saat ini, semakin banyak anak muda yang mengalami kedua penyakit tersebut.
"Memang benar bahwa stroke dan penyakit jantung saat ini masih menjadi penyebab utama penyakit tidak menular di Indonesia," ungkap dokter spesialis neurologi David Pangeran dari RSUI.
-
Kenapa anak muda rentan terkena stroke? Kurang olahraga, pola makan yang tinggi lemak dan gula, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol di kalangan anak muda adalah beberapa penyebab yang membuat kecenderungan stroke meningkat akhir-akhir ini.
-
Kenapa penyakit jantung kini terjadi pada anak muda? Dulu memang itu didominasi oleh orang tua 40 tahun ke atas. Tetapi, berdasarkan data sudah ada pergeseran usia, karena gaya hidup. Sekarang sudah banyak usia 20 tahun ke atas yang memiliki riwayat sakit jantung,' jelas Rio, yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.
-
Kenapa stroke bisa menyerang anak muda? Stroke merupakan penyakit yang biasanya dialami oleh orang berusia lanjut atau sudah masuk usia dewasa akhir. Namun saat ini penyakit stroke tidak lagi terpaku pada usia lanjut, tapi juga sudah mulai merambah usia muda akibat pola hidup yang buruk.
-
Mengapa stroke bisa menyerang anak muda? Faktor Penyebab Stroke di Usia Muda Menurut dr. Anastasia, stroke dapat terjadi pada usia muda disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang berdampak pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Ia menjelaskan bahwa mulai dari kelainan pada pembuluh darah otak hingga faktor genetik dapat berkontribusi terhadap terjadinya stroke pada individu yang masih muda.
-
Kenapa serangan jantung di usia muda meningkat? Situasi ini tentu mengkhawatirkan, mengingat sebagian besar penyebab dasarnya berasal dari kebiasaan dan pola hidup sehari-hari.
-
Apa penyebab stroke di usia muda? Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, entah karena pembuluh darah yang melebar atau pecah. Meskipun umumnya dikaitkan dengan orang lanjut usia, dalam beberapa tahun terakhir, stroke juga mulai mengancam orang-orang muda, terutama yang berusia 20 hingga 30-an.
Dalam praktiknya, ia juga sering menjumpai kasus anak muda yang terkena stroke dan penyakit jantung. "Tren anak muda yang mengalami stroke dan penyakit jantung semakin meningkat." Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, tercatat ada 638.178 orang yang menderita stroke. Selain itu, data menunjukkan bahwa selama sepuluh tahun terakhir, jumlah kasus stroke pada usia yang lebih muda meningkat sebesar 67 persen. Selain itu, penyakit tidak menular lainnya, yaitu penyakit kardiovaskular atau jantung, merupakan penyebab kematian dan disabilitas tertinggi di Indonesia antara tahun 2014 hingga 2019.
Apa Penyebab Meningkatnya Kasus Stroke dan Penyakit Jantung di Kalangan Anak Muda?
David menjelaskan ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap semakin banyaknya orang muda yang terkena stroke dan penyakit jantung. Salah satu faktor utama adalah pergeseran pola hidup yang terjadi saat ini dibandingkan dengan masa lalu. Dulu, orang memiliki tingkat aktivitas fisik yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang zaman sekarang. "Mungkin sekitar 30-40 tahun yang lalu, di mana tidak semua orang memiliki mobil, sehingga lebih banyak yang berjalan kaki," kata David dalam acara yang diadakan oleh RSUI bersama Sania Royale Rice Bran Oil pada akhir September 2024.
Konsumsi Makanan Tinggi Garam, Gula, Lemak
Selanjutnya, konsumsi makanan yang mengandung garam, gula, dan minyak yang tinggi berkontribusi pada meningkatnya risiko stroke dan penyakit jantung di kalangan orang-orang muda saat ini. "Dulu, pola makan kita lebih sehat dibandingkan sekarang," ungkap David dalam acara yang diselenggarakan oleh RSUI bersama Sania Royale pada akhir September 2024. Selain itu, banyak pekerjaan saat ini dilakukan di dalam ruangan, berbeda dengan pekerjaan fisik di luar yang umum dilakukan oleh generasi sebelumnya. "Perubahan gaya hidup ini memang membawa kenyamanan, tetapi di sisi lain ada aspek yang hilang. Oleh karena itu, kita perlu lebih memperhatikan kesehatan kita," tambahnya.
Cegah dengan Gaya Hidup Sehat
Dengan semakin meningkatnya kasus stroke dan penyakit jantung di kalangan usia muda, penting untuk melakukan upaya pencegahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pola hidup sehat secara konsisten. David menjelaskan bahwa pola hidup sehat yang dimaksud meliputi:
Pengaturan Asupan Makanan
Langkah awal adalah mengurangi konsumsi garam, gula, dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi. Ia menegaskan pentingnya berhati-hati terhadap makanan gorengan yang tidak diketahui asal usulnya, terutama mengenai jenis garam dan minyak yang digunakan.
"Jadi, jika kita ingin mencegah penyakit, terutama dari konsumsi gorengan, sebaiknya kita waspada jika tidak mengetahui sumber gorengan tersebut," ujarnya.
Makanan gorengan seperti bakwan, tahu, atau tempe yang digoreng dengan minyak yang telah digunakan berulang kali jelas tidak sehat. Minyak yang dipakai lebih dari dua kali dapat meningkatkan kadar kolesterol yang berbahaya.
"Hal ini akan mengubah komposisi kimia minyak tersebut, sehingga kolesterol yang ada menjadi tidak baik," jelasnya.
"Namun, jika kita memilih jenis minyak yang tepat, risiko yang ada bisa diminimalkan."
Selain dari gorengan, kolesterol berbahaya juga dapat berasal dari sumber lain seperti lemak nabati dan hewani, contohnya masakan yang menggunakan santan yang dipanaskan berulang kali. Dengan menjaga pola makan yang sehat, David menambahkan, kita dapat menurunkan tiga faktor risiko yang berkontribusi terhadap stroke, yaitu kadar kolesterol, kelebihan berat badan, dan tekanan darah tinggi. Selain itu, makanan yang kaya akan antioksidan dapat membantu menjaga kesehatan dan elastisitas pembuluh darah.
Rutin Olahraga 30 Menit Setiap hari
Selain memperhatikan pola makan, David juga menekankan pentingnya olahraga secara teratur untuk menurunkan risiko penyakit tidak menular. Ia merekomendasikan untuk berolahraga selama 30 menit setiap hari atau total 150 menit dalam seminggu, sesuai dengan anjuran dari World Health Organization (WHO).
Hindari Merokok dan Alkohol
"Selanjutnya, penting untuk menjauhi rokok dan alkohol," ungkap David. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The BMJ beberapa tahun lalu menunjukkan bahwa menghisap satu batang rokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 57 persen. Di sisi lain, jika seseorang merokok 20 batang dalam sehari, risiko terkena penyakit jantung meningkat menjadi 2,8 kali lipat.