Sungai Bau Kotoran Babi dan Limbah, Warga Solo Mengadu ke Gibran
"Sudah 5 tahun seperti ini, Mas. Warga jadi tidak nyaman dengan baunya. Ini sudah sampai ke Pak Ganjar juga, anggota DPRD juga sudah. Tapi masalahnya belum selesai," keluh Mugiman.
Menjelang Pilkada 2020, bakal calon Wali Kota Solo PDIP, Gibran Rakabuming Raka makin rajin melakukan blusukan. Putra Presiden Joko Widodo mengunjungi warga RT 4, RW 17, Kampung Ngipang, Kadipiro, Kecamatan Banjarsari hari ini.
Di kampung sisi utara Kota Bengawan, Gibran meneruskan aksi kemanusiaannya selama pandemi Covid-19. Ia menyalurkan 120 paket sembako kepada warga yang sudah tertib bermasker dan duduk di kursi yang sudah ditata berjarak.
-
Siapa yang didampingi Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi warga Solo? Pada kunjungannya di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Gibran datang bersama Respati Ardi-Astrid Widayani.
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Apa tujuan dari gagasan hilirisasi yang digaungkan oleh Gibran Rakabuming Raka? Program tersebut bertujuan untuk memperluas hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terutama dengan mempertimbangkan cadangan nikel dan timah serta potensi besar energi baru dan terbarukan di Indonesia.
-
Kenapa Gibran diarak keliling kampung dengan Kuda Renggong? Pawai khitan Kuda Renggong biasanya dilakukan satu hari sebelum prosesi khitan dilaksanakan.
-
Bagaimana Gibran mempraktikkan terobosan inovatif dalam bidang lingkungan? “Sebagai pelaku usaha dan wali kota, Mas Gibran sudah mempraktikkan berbagai macam terobosan inovatif. Contohnya PLTSa di Solo, itu yang akan jadi keunggulan Mas Gibran. Dia selalu bisa memberikan contoh-contoh yang aktual, sesuai dengan zaman,” kata Anggawira.
-
Kapan Gibran lahir? Gibran Rakabuming Raka lahir 1 Oktober 1987.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua RT Mugiman, meminta Gibran untuk meninjau kondisi Sungai Pleret yang membutuhkan perhatian. Menurutnya, sudah beberapa tahun belakangan sungai tersebut tercemar, lantaran dampak limbah plastik, kotoran babi, tekstil hingga limbah dari pabrik tahu dan tempe.
"Sudah 5 tahun seperti ini, Mas. Warga jadi tidak nyaman dengan baunya. Ini sudah sampai ke Pak Ganjar juga, anggota DPRD juga sudah. Tapi masalahnya belum selesai," keluh Mugiman.
Atas keluhan warga tersebut, Gibran pun berbincang banyak mengenai kondisi sungai. Namun suami Selvi Ananda itu pun belum bisa memberikan solusi dalam waktu dekat.
"Saya minta tim untuk mendokumentasikan keadaan sungai dan menjadikannya sebagai catatan tersendiri," kata Gibran.
Usai membagikan sembako, Gibran turut membesuk Suparjo (60) salah satu warga yang menderita stroke dan diabetes. Ia pun sempat menanyakan kondisi Suparjo.
"Gerah nopo (sakit apa) Pak? Sampun dangu (sudah lama)?," tanya bos Chilipari itu.
Mugiman selaku Ketua RT pun menjelaskan kronologi Suparjo yang sakit berawal dari ia jatuh terpeleset di kamar mandi. Kepada Suparjo, Gibran juga menawarkan bantuan antar jemput periksa ke fasilitas kesehatan menggunakan ambulans.
Sementara itu, Sukasno, Ketua RW setempat menyampaikan, distribusi sembako tersebut akan diserahkan kepada warga yang belum mendapat bantuan pemerintah.
"Alhamdulillah, terima kasih kepada Mas Gibran yang sudah silaturahmi ke kampung kami. Mas Gibran bagikan 120 paket sembako, nantinya akan kita berikan kepada warga yang terdampak pandemi, yang belum kedapatan bantuan dari pemerintah," jelasnya.
Dalam blusukannya tersebut, Gibran juga membagikan buku tulis dan susu kepada anak-anak yang berada di sekitar perkampungan.
(mdk/ray)