Surabaya dan Madiun Keluhkan Stok Vaksin Covid-19 Menipis
Di samping itu, Pemkot Surabaya juga berharap ada bantuan obat-obatan dari Pemerintah Pusat, khususnya untuk diberikan kepada penderita gejala ringan hingga sedang yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengeluhkan ketersediaan vaksin di Kota Surabaya yang telah habis. Sebab itu, hingga saat ini pihaknya masih menunggu ketersediaan vaksin kembali.
"(Sasaran) vaksin di tempat kami adalah 2,2 juta. Hari ini (Rabu) yang sudah tervaksin adalah 1,2 juta," katanya di hadapan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, dikutip dalam keterangan pers, Kamis (22/7).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Di samping itu, Pemkot Surabaya juga berharap ada bantuan obat-obatan dari Pemerintah Pusat, khususnya untuk diberikan kepada penderita gejala ringan hingga sedang yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Tidak hanya Eri, kendala yang sama juga diungkapkan oleh Bupati Madiun Ahmad Dawami.
Hingga kemarin (21/07), jumlah penduduk Kabupaten Madiun yang telah divaksinasi 148.290 dari total sasaran 550 ribu. Namun stok vaksin hanya sampai proses vaksinasi hari ini saja.
Sementara itu, dia mengungkapkan, tracing di wilayahnya dapat dilakukan di atas rata-rata jumlah yang diperlukan.
“Terkait tracing, di sini kita lakukan sampai dengan 20 orang kita tes ketika ada 1 orang pasien terkonfirmasi positif,” ujar Ahmad.
Selanjutnya, Wali Kota Malang Sutiaji mengungkapkan, wilayahnya juga tengah gencar melakukan testing dan tracing menggunakan antigen. Terkait bed occupancy ratio (BOR), Sutiaji mengungkapkan, angka BOR Kota Malang cukup tinggi, yakni mencapai 90 persen.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Malang tengah mengupayakan penambahan, bukan hanya pada jumlah tempat tidur, melainkan juga pada instalasi gawat darurat (IGD) serta Intensive Care Unit (ICU).
“Ketika persiapan pemotongan hewan kurban, di 630 masjid, semua panitianya kita testing, Alhamdulillah yang positif hanya 2. Ini akan terus kita gencarkan di RT dan RW. Nanti ada ICU terpadu yang kami insya Allah akan membuat 50 hingga 70 bed di rumah sakit daerah kami,” terang Sutiaji.
Vaksin akan Segera Dikirim
Terkait vaksinasi, dari target sasaran 654.692, saat ini telah tervaksin sebanyak 286 ribu atau 43,71 persen dari jumlah target sasaran.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, dalam waktu dekat, sejumlah dosis vaksin akan kembali dikirimkan ke Jawa Timur.
“Rencananya 506.500 dosis AstraZeneca nanti malam (kemarin) akan jalan ke Jawa Timur,” ujarnya.
Kendala tenaga kesehatan yang dialami di Jawa Timur juga tengah diupayakan untuk diatasi dengan rotasi penugasan dokter magang di Puskesmas-Puskesmas ke rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan, serta penugasan para calon dokter di universitas untuk menggantikan di Puskesmas-Puskesmas.
“Ini sedang kita bicarakan dengan Kementerian Pendidikan Tinggi (Dikti) agar boleh memanfaatkan dokter-dokter yang belum lulus,” ungkapnya.
Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan, dampak dari kebijakan PPKM Darurat yang lalu umumnya baru akan tampak 14 hari setelahnya, atau setelah masa inkubasi berlalu.
Untuk itu, diperlukan upaya-upaya dari Forkopimda untuk melakukan penekanan-penekanan, khususnya di beberapa daerah yang masih ada kegiatan terkait Iduladha.
“Secara teori, kita berharap mulai hari ini, trennya menurun. Kalau terjadi tren yang tidak menurun, penyebabnya masih terjadi kerumunan, entah di keluarga, industri, dan lain-lain, kemudian upaya menekan mobilitas belum maksimal, serta kepatuhan prokes belum maksimal,” terang Tito.
Baca juga:
Studi: Dua Dosis Pfizer dan AstraZeneca Efektif Lawan Varian Delta
Vaksinasi di Bekasi: Baru 20 Persen dari Target 1,7 Juta Warga
Wapres: Jangan Sampai Ada Gubernur Tak Tahu Jumlah Vaksin yang Masuk
Kunjungi Semarang, Kepala BIN Jelaskan Pentingnya Vaksinasi Demi Capai Herd Immunity
Ridwan Kamil Sebut Target Herd Immunity di Jabar Tergantung Ketersediaan Vaksin