Susi Pudjiastuti Tak Setuju Nelayan Jawa Dikirim ke Natuna
Ia juga tak ingin jika di Natuna dikatakan tak ada nelayan. Karena, informasi soal adanya kapal asing masuk ke Laut Natuna Utara itu adalah sumber dari nelayan.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku tak setuju terkait rencana pemerintah untuk mengirim nelayan dari Jawa ke laut Natuna Utara. Menurutnya, pengiriman nelayan itu bukan merupakan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang kini terjadi di Natuna.
"Saya tidak setuju ada yang bilang kalau mau aman, ya diisi nelayan banyak-banyak. Bukan itu, kalau mereka mau ambil, ya ambil," kata Susi dalam diskusi 'Sengketa Natuna dan Kebijakan Kelautan' di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin (20/1).
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Apa yang dibicarakan Susi Pudjiastuti dan Anies Baswedan saat bertemu? Tak diketahui apa saja yang dibicarakan keduanya selama melewati sore bersama. Sebelum pulang, Anies dan Susi sempat membahas soal tanaman anggrek yang menghiasi ruangan. Keduanya terlihat sangat seru berdiskusi soal bunga alih-alih membicarakan politik dan pemilu.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Siapa suami dari Susi Pudjiastuti? Anak Susi Pudjiastuti Nadine Kaiser adalah anak dari Susi dan mantan suaminya, Daniel Kaiser, yang berasal dari Swiss.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
Ia juga tak ingin jika di Natuna dikatakan tak ada nelayan. Karena, informasi soal adanya kapal asing masuk ke Laut Natuna Utara itu adalah sumber dari nelayan.
"Jadi, saya tidak setuju kalau dibilang tidak ada nelayan. Lah wong nelayan Natuna yang teriak kalau ada ikan di sana, kalau tidak ada video dari nelayan," ujarnya.
Perkuat ZEE
Menurutnya, yang terpenting dalam masalah pencurian ikan kapal China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara adalah kebijakan dan konsistensi.
"Kewibawaan kita yang bisa kita tunjukkan adalah konsistensi, investasi itu berbeda. Jadi, itu yang sebetulnya mesti kita lakukan secara berkelanjutan (continue)," ucapnya.
Tak hanya itu, ia ingin patroli di perairan Natuna Utara harus tetap diadakan. Karena, Kapal China akan kembali lagi ke ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara, jika hanya diusir saja.
"Patroli harus menegakkan hukum, kalau diusir menurut saya ya sia-sia dan wasting money. Kalau ada deterrent effect mungkin intensitasnya berkurang," pungkasnya.
(mdk/eko)