Tabuhan Hadrah Meriahkan Festival Kuntulan Caruk Banyuwangi
"Jadi festival kuntulan caruk adalah semacam lomba yang mempertemukan grup-grup kuntulan se-Banyuwangi dalam sebuah pentas. Kami mengangkat festival ini, karena Kuntulan adalah salah satu budaya lokal yang telah membumi di Banyuwangi," ujar Wabup Yusuf.
Festival Kuntulan Caruk yang digelar pemkab Banyuwangi, Sabtu malam (5/10/2019) sukses memukau ribuan penonton. Pukulan alat musik hadrah yang dimainkan para siswa SLTA untuk mengiringi tari Kuntulan terdengar membahana di Gesibu Blambangan Banyuwangi, tempat diadakannya festival.
Festival ini dibuka Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko dan disaksikan ribuan pecinta kesenian kuntulan dari berbagai usia.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
Dijelaskan Yusuf, Kuntulan adalah seni budaya yang tumbuh subur di Banyuwangi, dan yang mendapat sentuhan nilai-nilai Islami. Kuntulan memadukan antara tarian dan musik hadrah. "Caruk" sendiri dalam Bahasa Osing berarti bertemu.
©2019 humas kab banyuwangi
"Jadi festival kuntulan caruk adalah semacam lomba yang mempertemukan grup-grup kuntulan se-Banyuwangi dalam sebuah pentas. Kami mengangkat festival ini, karena Kuntulan adalah salah satu budaya lokal yang telah membumi di Banyuwangi," ujar Wabup Yusuf.
Dalam kesenian ini, para penari menampilkan tari Rodat sembari membawakan bait-bait pujian Islami. Kostum yang dikenakan penari terkesan santun, seperti memakai kerudung dan sarung tangan, hingga memakai kaos kaki yang menutupi seluruh aurat pada tubuh.
©2019 humas kab banyuwangi
Tarian yang dibawakan para penarinya pun banyak memanfaatkan gerakan tangan dan kaki. Yang membuat istimewa Kuntulan, adalah iringan musik hadrah dari para penabuhnya. Mereka menabuh hadrah sebagai musik pengiring dengan semangat dan rancak.
Festival ini diikuti puluhan grup kuntulan tingkat SLTA se-Banyuwangi. Secara bergantian, mereka tampil menyuguhkan atraksi terbaiknya.
"Gebrakan hadrahnya membuat kami serasa bersemangat. Musiknya keren, kostumnya juga oke," kata Imam, wisatawan dari Surabaya yang turut menyaksikan atraksi tersebut.
©2019 Merdeka.com
Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melalui sambungan facetime menambahkan bahwa sejak tahun lalu Festival Kuntulan Caruk telah masuk dalam agenda resmi Banyuwangi Festival (B-Fest). Ini sebagai upaya untuk terus merawat dan melestarikan tradisi Banyuwangi.
“Semoga ini bisa menjadi panggung bagi anak-anak muda untuk ambil bagian dalam pelestarian budaya lokal. Kami berharap agar anak-anak Banyuwangi tetap mencintai budaya daerahnya di tengah gempuran budaya asing yang kian kuat,” kata Anas.
©2019 humas kab banyuwangi
Selanjutnya, Anas juga menyampaikan bahwa B-Fest telah masuk jajaran Top 45 inovasi pelayanan publik terbaik dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dari 3.156 program inovatif se-Indonesia yang masuk dalam penilaian.
“Sebagai reward, kita akan diganjar Rp. 10 Miliar dari pemerintah pusat. Semoga ini bisa menjadi trigger bagi kita untuk terus melahirkan inovasi-inovasi hebat dengan merangkul budaya seni lokal kami,” pungkas Anas.
Baca juga:
Terapkan Digitisasi, Penatausahaan Keuangan Pemkab Banyuwangi Kini Paperless
Pekan Depan, Ribuan Penari Gandrung Sewu Meriahkan Pagelaran Seni Kolosal
Kementerian Perindustrian Latih Santri Banyuwangi Berbisnis Roti
Kemenperin Dorong Pertumbuhan IKM di Pondok Pesantren Banyuwangi
Banyuwangi Latih ASN Jadi Humas Daerah