Tahun Ini Pemkab Banyuwangi Akan Buka SMK Jurusan Kopi dan Cokelat
Pemkab Banyuwangi telah bekerjasama dengan BPPT untuk menyiapkan SDM pengembangan kopi dan cokelat dari hulu hingga hilir. Khususnya pengembangan SDM untuk siswa SMK dan santri, dengan harapan bisa menjadi pegiat bisnis rintisan kopi dan cokelat.
Tahun ini Pemkab Banyuwangi akan membuka jurusan pengolahan kopi dan cokelat, khususnya di pendidikan formal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sejauh ini, Pemkab Banyuwangi telah melakukan sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk membantu pengembangan jurusan sekolah tentang kopi dan cokelat di Banyuwangi.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendi) Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono menjelaskan, pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan Dispendik Provinsi Jawa Timur untuk membuka jurusan kopi dan cokelat di Banyuwangi. Pihaknya menargetkan, jurusan pengolahan kopi dan cokelat di tahun ini bisa menjaring 100 siswa.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
"Jadi jurusan ini bagaimana kita bisa mencetak start up - start up muda. Sehingga mereka tidak hanya bisa menanam, tapi juga bisa mengolah sampai menjadi produk," kata Sulih, Senin (11/3).
Sejauh ini, SMK di Banyuwangi yang memiliki jurusan Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) yakni SMK Negeri 2 Tegalsari. Khusus jurusan baru tentang pengolahan kopi dan cokelat, kata Sulih, akan memiliki materi pelajaran yang lebih spesifik pada pengolahan hasil pertanian kopi dan kakao.
"Keterampilan yang diajarkan mengolah bahan mentah, mulai dari biji kopi dan cokelat mentah kering (green bean) menjadi produk jadi. Peralatan praktik yang mendukung pengajaran keterampilan itu juga akan segera diserahkan kepada pihak sekolah," katanya.
Sementara dukungan dari Menteri BUMN Rini Soemarno disampaikan langsung saat mengunjungi pengolahan Kakao di Perkebunan PTPN Kendenglembu, Glenmore pada (16/2) lalu.
Rini menyampaikan, potensi kopi dan kakao yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi harus diimbangi dengan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
"Kita memang membutuhkan program yang bisa dengan cepat mendidik anak-anak muda kita untuk siap masuk ke bursa pekerja," kata Rini.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mencicipi kopi racikan siswa SMK ©2019 Merdeka.comPerkebunan Kendeng Lembu sendiri, sejauh ini telah memberikan ruang edukasi pada masyarakat tentang pengolahan biji kakao menjadi cokelat siap konsumsi. Selain itu, BUMN juga telah menginstruksikan Bank Mandiri dan PTPN untuk proses pembukaan jurusan baru tersebut.
Selain itu, pada Jumat (8/3) Pemkab Banyuwangi telah bekerjasama dengan BPPT untuk menyiapkan SDM pengembangan kopi dan cokelat dari hulu hingga hilir. Khususnya pengembangan SDM untuk siswa SMK dan santri, dengan harapan bisa menjadi pegiat bisnis rintisan kopi dan cokelat.
"Kami kerja bareng BPPT menyiapkan SDM kopi dan kakao sebagai bahan dasar cokelat karena dua komoditas itu cukup berlimpah di sini," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas seusai penandatanganan nota kesepahaman dengan Kepala BPPT Hammam Riza.
Anas menyampaikan, kopi dan cokelat memiliki tren bagus, saat ini di Banyuwangi terdapat lebih dari 100 bisnis rintisan kopi dan cokelat yang dikelola masyarakat.
"Konsumsi kopi Indonesia cuma 1,5 kilogram per kapita per tahun. Jepang 5 kilogram, Finlandia bahkan 12 kilogram. Pasar ke depan sangat cerah. Kalau naik 4 kilogram per kapita per tahun, kebutuhan kopi dalam negeri tembus 1 juta ton, melebihi produksi sekarang, kita bakal kewalahan, maka butuh SDM yang kompeten dari hulu ke hilir," ujarnya.
Pada tahap awal, BPPT telah melatih ratusan siswa dari 10 SMK dan santri pesantren terkait pengolahan produk kopi dan cokelat dari hulu ke hilir.
"Kami fokus membantu dari hulu ke hilir untuk teknologi pangan. Proses hulu ke hilir itu untuk mencetak technopreneur agribisnis. Kami salut dengan Banyuwangi yang melibatkan pelajar dan santri untuk dilatih, ikut bimbingan teknis pengolahan dan pengembangan kopi dan cokelat," Kepala BPPT Hammam Riza.
(mdk/hhw)