Takut Dimarahi Orang Tua, Dua Anak SD Pura-Pura Diculik
Kapolsek Gunung Sindur, Kompol Birman Simanullang mengatakan, pihaknya sempat menerima laporan bahwa ada dua anak SD diculik. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, ternyata itu tidak benar.
Dua anak SD di wilayah Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, mengarang cerita bahwa mereka telah diculik. Skenario itu dirancang oleh mereka untuk menghindar amarah orang tua, lantaran tidak pulang ke rumah usai sekolah, Senin (30/1).
Kapolsek Gunung Sindur, Kompol Birman Simanullang mengatakan, pihaknya sempat menerima laporan bahwa ada dua anak SD diculik. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, ternyata itu tidak benar.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Siapa yang bertugas untuk memberikan contoh dan edukasi kepada anak? Anak-anak cenderung belajar dari apa yang dilakukan orang dewasa di sekitarnya, maka orang tua terutama ayah patut memberikan contoh nyata bagaimana menghormati orang lain, baik sesama jenis maupun lawan jenis
-
Di mana anak-anak pengupas kerang bekerja? Dengan penghasilan rata-rata Rp 30 ribu per hari, para buruh pengupas kerang hijau di Muara Angke harus bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
-
Apa yang ditemukan di kuburan anak-anak itu? Enam patung terakota dan pin perunggu berbentuk kaki kuda diletakkan di dalam kuburan ini. Patung-patung ini menggambarkan dua penari yang mengenakan hiasan kepala Frigia, salah satunya adalah seorang wanita yang memainkan alat musik petik kecapi, dan tiga wanita lainnya berdiri dengan kostum Timur yang dapat dikaitkan dengan pemujaan Dionysus, dewa anggur Yunani.
-
Siapa yang bergantian mengasuh anak? Di sinilah peran Irfan Bachdim sebagai suami terlihat jelas. Ia tak segan untuk bergantian menggendong anak bungsu mereka yang masih membutuhkan banyak perhatian, memberikan Jennifer ruang untuk fokus pada pekerjaannya.
"Jadi itu hasil rekayasa yang dibuat kedua anak itu. Mereka itu pulang lebih cepat dari sekolah. Tapi tidak langsung pulang ke rumah, malah main dan lupa waktu untuk pulang," katanya di Gunung Sindur, Senin (30/1).
Dia menjelaskan, keduanya mengaku membuat rekayasa penculikan lantaran takut dimarahi orang tuanya. Mereka berencana seakan-akan menjadi korban penculikan hingga informasi beredar luas di masyarakat.
"Orang tua juga sudah mengklarifikasi dan meminta maaf karena sempat membuat resah atas kabar yang beredar," tutup Birman.
Baca juga:
Polisi Pastikan Video Penculikan Anak di Pekanbaru Hoaks
Isu Penculikan Marak di Garut, Polisi Bentuk Tim Satgas Khusus
Heboh Pesan Berantai Kasus Penculikan Anak di Palembang, Ini Kata Polisi
Bikin Resah Orang Tua, Begini Pengakuan Dua Siswi yang Selamat dari Aksi Penculikan
ART Culik Bayi Majikan di Bondowoso, Korban Akan Dibawa ke Ibu Kota untuk Mengemis
Penculik Balita di Cilegon Ditangkap, Ini Alasan Pelaku
Kondisi Terbaru Malika, Bocah Korban Penculikan di Jakpus yang Dijadikan Pemulung