Tanggung jawab moral sang Rektor UII
Harsoyo menyatakan, sejak awal kasus meninggalnya 3 mahasiswa UII, dirinya sudah membuat surat pengunduran diri yang ditujukan ke Senat UII. Harsoyo mengundurkan diri sebagai pertanggungjawaban moral atas kasus ini.
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Harsoyo mengundurkan diri dari jabatannya, Kamis (26/1). Pengunduran diri sang Rektor UII ini bukan tanpa sebab. Melainkan sebagai tanggung jawab moral atas insiden tewasnya tiga orang mahasiswa UII usai mengikuti acara diklat dasar mahasiswa pecinta alam (Diksar Mapala) di lereng Gunung Lawu.
Harsoyo menyatakan, sejak awal kasus meninggalnya 3 mahasiswa UII, dirinya sudah membuat surat pengunduran diri yang ditujukan ke Senat UII. Harsoyo mengundurkan diri sebagai pertanggungjawaban moral atas kasus ini.
"Surat saya kirim hari ini. Awalnya saya sempat berpikir kalau mundur apa tidak dianggap lari dari tanggung jawab. Tapi saya melihat menteri di Jepang mundur karena korupsi, Direktur Citilink mundur, dan Dirjen Pajak mundur karena tidak sesuai target. Saya melihat mundur lebih terhormat," jelas Harsoyo ditemui di Kantor Kopertis Wilayah V, Kamis (26/1).
Meskipun mundur dari jabatan Rektor UII, Harsoyo mengaku tetap akan mengawal kasus meninggalnya 3 mahasiswa saat diksar mapala UII. Harsoyo akan mengawal hingga tuntas kasus tersebut.
Sebelum menyatakan mundur, Harsoyo sempat mengikuti rapat tertutup bersama Menristekdikti, Mohamad Nasir di ruang rapat Kopertis Wilayah V di Yogyakarta. Selain Menristekdikti hadir pula dalam rapat tersebut Koordinator Kopertis V dan Ketua Badan Wakaf UII.
Harsoyo mengucapkan belasungkawa dan meminta maaf kepada seluruh keluarga peserta Diksar Mapala UII.
"Kami menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban. UII tidak akan menghalangi keluarga korban apabila akan melakukan proses hukum. UII juga akan menyerahkan permasalahan ini kepada pihak kepolisian untuk pengusutannya," ujar Harsoyo saat menjenguk keluarga korban di rumah sakit.
Dia menegaskan, pihaknya bertanggung jawab sepenuhnya atas meninggalnya tiga orang mahasiswa maupun peserta Diksar Mapala lainnya. UII juga berkomitmen untuk mengusut kasus tersebut secara objektif, terbuka dan tuntas.
Pasca kejadian ini, Harsoyo langsung mengambil sikap tegas. Semua kegiatan Mapala dibekukan sementara. Selain itu, semua kegiatan yang bersifat outdoor atau luar lapangan juga dibekukan.
UII juga akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan kemahasiswaan. Evaluasi ini dilakukan untuk melakukan perbaikan kegiatan mahasiswa ke depannya.
"Ini baru pertama kalinya terjadi peristiwa seperti ini. Mapala UII sudah berdiri sejak tahun 1974. GC sudah diadakan sebanyak 37 kali. 36 penyelenggaraan tidak pernah ada masalah. Baru saat ini sampai ada korban," terang Harsoyo.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tiga orang mahasiswa UII tewas usai mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC), yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah yang digelar pada 13 hingga 20 Januari 2017.
Ketiga mahasiswa yang meninggal adalah Muhammad Fadhli (20), Syait Asyam (20) dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (20). Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro UII angkatan 2015, asal Batam tewas dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar, Jumat (20/1). Asyam mahasiswa Teknik Industri angkatan 2015 asal Yogyakarta tewas di RS Bethesda, Yogyakarta pada Sabtu (21/1). Korban terakhir adalah Ilham mahasiswa Hukum Internasional angkatan 2015 yang tewas di RS Bethesda, Senin (23/1).