Tarif BMM naik, harga sembako di Aceh tetap stabil
Namun beberapa pedagang makanan justru mengeluh kenaikan harga BBM ini
Harga sembako di Banda Aceh relatif masih stabil dan normal meskipun pemerintah baru saja menaikkan harga Bahan Bakar Minyak(BBM) sebesar Rp500/liter terhitung sejak tanggal 28 Maret 2015 lalu.
Pantauan merdeka.com di pasar Peunayong, Banda Aceh sejumlah bahan pokok belum mengalami kenaikan. Pedagang masih menjual sembako dengan harga lama pada pelanggan.
Harga gula masih dijual Rp11 ribu/kg, garam Rp4 ribu/kg, kacang tanah Rp20 ribu/kg, bawang merah dan bawang putih Rp14 /kg, dan kacang merah Rp16 ribu/kg. Semua masih stabil dan belum ada perubahan harga.
Harga sembako lainnya yang masih stabil ialah kemiri Rp27 ribu/kg, telur Rp26 ribu/lemping, kentang Rp45 ribu/kg, dan beras 15 kg masih seharga Rp135 ribu.
"Kemarin harga BBM dinaik, tapi sembako masih stabil. Tapi nanti kalau memang harga (sembako) naik, ya kita naikin juga," kata seorang pedagang di Peunayong, Banda Aceh, Ary, Senin (30/3).
Ary mengaku harga sembako cenderung stabil sejak awal Maret lalu, meski sebelumnya sempat harga beberapa jenis sembako turun karena stok sembako aman.
Pengakuan berbeda datang dari Annisa, pedagang sate yang berjualan di Rex, Peunayong, Banda Aceh. Annisa justru mengeluhkan naiknya harga BBM. Menurutnya, naik turunnya harga BBM punya pengaruh besar bagi pedagang kecil di Banda Aceh.
"Misalnya begini, kami ini kan penjual sate. Kalau harga sembako naik, pengeluaran untuk hidup kami jadi naik, tapi kalau saya jual sate biasa satu bungkus Rp20 ribu, kan enggak mungkin kita naikin harga sate karena harga BBM naik Rp500," ucap Annisa.
Hal lain yang dikeluhkan oleh Annisa adalah kurangnya sosialisasi pemerintah terkait harga BBM naik. Kata Annisa, semua masyarakat harusnya mengetahui apabila BBM sudah naik. "BBM ini kan penting karena besar pengaruhnya," tutur Annisa.