Pemerintah Jamin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Meski Minyak Dunia Mahal, Begini Penjelasannya
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Pemerintah Jamin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Meski Minyak Dunia Mahal, Begini Penjelasannya
Pemerintah Jamin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Meski Minyak Dunia Mahal
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berjanji pemerintah tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat.
Pernyataan ini merespon kekhawatiran masyarakat atas tren kenaikan harga minyak mentah dunia yang dalam beberapa waktu terakhir makin mahal akibat ketegangan geopolitik di sejumlah kawasan.
"Tidak ada kenaikan dalam waktu dekat," ujar Airlangga di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (5/2).
Airlangga menekankan, saat ini anggaran pemerintah untuk program subsidi BBM masih tersedia.
Pemerintah juga baru akan melakukan evaluasi harga BBM dalam kurun waktu 6 bulan.
"Kita lihat kita bisa evaluasi 6 bulan, tapi anggarannya (subsidi) masih cukup tersedia," ucap Airlangga.
Pun, lanjut, Airlangga kenaikan harga minyak mentah dunia masih bersifat fluktuatif di awal tahun 2024.
Di sisi lain, ruang fiskal masih yang dimiliki pemerintah masih cukup memadai dalam merespon kenaikan harga minyak mentah dunia.
"Pertama ini masih bulan Januari-Februari jadi ruangan fiskal masih cukup luas. Jadi tidak ada kenaikan dalam waktu dekat, dan ke depan kita masih melihat fluktuasi harga BBM karena harga belum stabil," kata Airlangga.
Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan dana subsidi energi dan non-energi Rp300,2 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.
Anggaran subsidi energi menyasar subsidi listrik, bahan bakar minyak (BBM), LPG 3 kilogram dengan nilai Rp 185,9 triliun.
Subsidi energi ini naik dibandingkan outlook APBN 2023 yang sebesar Rp 185,4 triliun.
Subsidi tersebut terdiri atas subsidi jenis BBM tertentu dan LPG tabung 3 kg Rp110,04 triliun, dan subsidi listrik Rp75,83 triliun. Sedangkan subsidi BBM Rp25,7 triliun.
Subsidi BBM ini meningkat 10,3 persen dibandingkan 2023 sebesar Rp23,3 triliun.
Sebelumnya, harga minyak membukukan kenaikan bulanan pertama sejak September karena AS dan Iran berada di ambang konfrontasi langsung di Timur Tengah.
Dikutip dari CNBC, Kamis (1/2), harga minyak mentah AS dan patokan global Brent naik 5,86 persen dan 6,06 persen pada bulan Januari.
Harga turun pada hari Rabu setelah aktivitas pabrik di China mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut.
Ketegangan geopolitik juga meningkat di Timur Tengah dengan Amerika Serikat dan Iran berada di ambang konfrontasi langsung.
Sehingga menyoroti potensi risiko terhadap pasokan minyak mentah di wilayah tersebut.
"Menyebarnya konflik di Timur Tengah tetap menjadi risiko yang paling nyata dan terus berkembang bagi pasar energi," Kepala Penelitian Komoditas Global di JP Morgan, Natasha Kaneva.