Tawuran Antar Kelompok Pemuda di Bekasi, Satu Orang Tewas Dibacok
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
Seorang pemuda berinisial WS (21) tewas akibat luka bacokan senjata tajam di sekujur tubuhnya saat terlibat tawuran antar kelompok di Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jumat (20/9) dini hari.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Korban mengalami luka bacokan senjata tajam di bagian perut, paha, dada dan kaki.
- Tawuran Pecah di Tangsel, Satu Orang Kena Bacok
- Kompolnas Ungkap Temuan Kasus 7 Remaja Tewas di Kali Bekasi, 3 Pelaku Tawuran Bawa Senjata Tajam Kabur saat Didatangi Polisi
- Tawuran Pecah di Lenteng Agung, Satu Orang Tewas Disabet Senjata Tajam
- Perempuan Tua yang Tewas di Bekasi Diduga Korban Pembunuhan
Berdasarkan keterangan saksi mata kepada penyidik, peristiwa tawuran maut itu terjadi sekira pukul 02.30 WIB. Korban bersama teman-temannya terlibat tawuran dengan kelompok pemuda lain di lokasi tersebut tepatnya di Jembatan Besi.
Saat saling serang dalam peristiwa tawuran itu, diduga korban terkena sabetan senjata tajam dan langsung tergeletak di lokasi. Korban kemudian dikeroyok oleh kelompok lawan hingga kritis bersimbah darah.
"Karena malam nggak pasti juga, tapi yang jelas lebih dari 10 orang lah (pelaku penganiayaan), iya (menggunakan senjata tajam), 10 sampai 20 orang lah," kata Kapolsek Babelan Kompol Judika Sinaga.
Usai menganiaya korban hingga kritis, pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor sambil membawa senjata tajam. Sementara korban dilarikan ke RSUD Kota Bekasi namun nyawanya tak tertolong.
"Sesampainya di RSUD Kota Bekasi dilakukan pengecekan oleh dokter jaga, korban dinyatakan meninggal dunia, selanjutnya korban dibawa ke RS Polri guna dilakukan autopsi," ucapnya.
Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus tawuran maut ini dengan meminta keterangan saksi. Sementara dari hasil olah TKP, polisi menemukan ceceran darah di lokasi tawuran.
"Saksi baru ada satu, (hasil olah TKP) ya paling ceceran darah, kalau barang bukti (senjata tajam) itu enggak mungkin ditinggal di situ, kita masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi dulu, coba membedah media yang digunakan, kita ikutin untuk mengarah ke kelompok pelakunya," tandas Judika.