Peneliti Padi Arkansas Sebut Program Cetak Sawah Indonesia Langkah Rasional untuk Swasembada
Yulin Jia menekankan pentingnya kemandirian pangan bagi negara-negara dengan populasi besar seperti Indonesia.
Peneliti dari University of Arkansas Rice Research & Extension Center memandang bahwa program cetak sawah besar-besaran yang dilakukan oleh Indonesia sebagai langkah yang sangat rasional. Hal ini diungkapkan saat delegasi Indonesia mengunjungi pusat penelitian padi di Arkansas untuk berdiskusi mengenai upaya swasembada beras dan perkembangan pertanian modern.
"Program ini sebagai langkah yang masuk akal mengingat tantangan ketahanan pangan global," ujar Yulin Jia, koordinator peneliti dari Dale Bumpers National Rice Research Center (15/9)
Arkansas, dikenal sebagai pusat produksi padi terbesar di Amerika Serikat, menyambut baik diskusi ini. Dengan setengah dari total 2,5 juta acre lahan sawah di negara tersebut berada di Arkansas, negara bagian ini menjadi lokasi strategis bagi pengembangan teknologi pertanian padi. Diskusi antara para peneliti Arkansas dan delegasi Indonesia berfokus pada penerapan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di Indonesia.
Dalam dialog tersebut, Yulin Jia menekankan pentingnya kemandirian pangan bagi negara-negara dengan populasi besar seperti Indonesia. Ia menilai bahwa meskipun impor dapat menjadi solusi jangka pendek, kemandirian jangka panjang hanya bisa dicapai melalui peningkatan produksi domestik, seperti melalui program cetak sawah.
"Langkah ini sangat rasional dan penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor," ujar Jia.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang menekankan bahwa swasembada melalui program cetak sawah sangat penting, terutama dalam menghadapi kondisi darurat seperti El Nino.
"Impor hanya solusi sementara. Dalam jangka panjang, kita harus memastikan swasembada dengan membuka lahan baru," ungkap Mentan Amran
Delegasi Indonesia dalam kunjungan ini mencakup tenaga ahli menteri Ida Bagus Purwalaksana, Desrial, Kepala Biro Kerjasama dan Luar Negeri Candradijaya, serta beberapa staf lainnya. Perwakilan Konsulat Jenderal RI di Houston, seperti Konsul Jenderal Ourina Ritonga, juga turut hadir dalam kunjungan ini didampingi oleh staf KJRI lainnya.