Tempat ibadah dibakar, Ganjar minta penyelesaian kekeluargaan
Ganjar juga mengimbau kepada pihak-pihak yang lain di luar masyarakat Rembang untuk berupaya menahan diri.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar kasus perusakan dan pembakaran tempat ibadah aliran kepercayaan Sapta Darma di Dukuh Blando, Desa Plawangan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, diselesaikan secara kekeluargaan dan dengan semangat kebersamaan.
"Saya sudah meminta kepada Bupati dan beberapa jajaran Forkompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Rembang lainya untuk menyelesaikan persoalan itu melalui pendekatan kekeluargaan," tegas Ganjar saat dikonfirmasi merdeka.com melalui teleponnya saat berada di Tawangmangu, Kabupaten Kareanganyar, Jawa Tengah Rabu (11/11).
Ganjar mengimbau, dengan dipimpin oleh jajaran Forkompimda Rembang, tokoh agama, tokoh masyarakat dan dua pihak yang saling berselisih, dapat duduk bersama, berdialog membicarakan proses penyelesaian persoalan dirusak dan dibakarnya tempat ibadah Persada bernama Candi Busono tersebut.
"Saya semalam dapat laporan, ada yang bilang ada masalah IMB (Izin Mendirikan Bangunan) nya, ada ketakutan-ketakutan warga terkait aliran kepercayaan. Makanya saya minta untuk mengedepankan dialog sebagai proses penyelesaian," ungkapnya.
Ganjar juga mengimbau kepada pihak-pihak yang lain di luar masyarakat Rembang untuk berupaya menahan diri dan tidak terprovokasi terhadap kejadian tersebut.
"Saya harap supaya pihak-pihak yang tidak berkepentingan untuk tidak terpancing atau terprovokasi dengan adanya gejolak kecil atau kejadian tersebut. Saya himbau untuk semuanya saling menahan diri. Kedepankan proses penyelesaian secara dialog," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Persatuan Sapta Darma (Persada) Kabupaten Rembang Sutrisno, mengatakan pembangunan sanggar tersebut sempat diancam akan diserang oleh sekelompok kelompok intoleran. Ancaman datang, ujar dia, karena pengurus sanggar menolak untuk menandatangani surat pernyataan penghentian renovasi pembangunan sanggar.
“Saya ditekan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Forum Umat Islam (FUI) Desa Plawangan, supaya menghentikan renovasi pembangunan sanggar. Mereka menyodorkan surat pernyataan, tapi saya menolak karena saya sudah sesuai dengan undang-undang,” terang Sutrisno.
Baca juga:
Tempat ibadah di Rembang dirusak dan dibakar massa
Sebelum dibakar, tempat ibadah Sapta Darma didatangi 8 orang
-
Bagaimana penampilan rumah Ganjar Pranowo? Rumah itu terlihat memiliki halaman yang cukup hijau dan memiliki taman kecil di bagian depan. Menariknya, tak ada pagar tinggi di halaman depan rumahnya. Walaupun taman itu hanya berukuran kecil, namun rumah itu tetap tampak cantik.
-
Kenapa rumah Ganjar Pranowo dinilai sederhana? Banyak dari warganet yang menilai rumah itu sangat sederhana untuk ukuran mantan Gubernur. Berikut komentar warganet:“Rumahnya sederhana ya buat seukuran mantan gubernur. Sama dengan karakter Pak Ganjar yang sederhana, jauh sama rumah para selebritis,” tulis Al M***nti.
-
Apa yang dilakukan Bung Karno pada Masjid Jamik di Bengkulu? Bung Karno yang dahulu sempat mengenyam pendidikan di Insinyur Teknik Sipil dari Technische Hoogeschool (THS) atau dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), berniat untuk merenovasi masjid tersebut karena sudah tak layak dan juga membahayakan jemaah.
-
Bagaimana cara pengunjung Sumber Beji Antaboga menunjukkan rasa hormat di area rumah ibadah? Keberadaan rumah-rumah ibadah itu membuat pengunjung Sumber Beji Antaboga diwajibkan berpakaian sopan dan tidak boleh pakai celana pendek.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.