Terminal 2E terbakar, Jonan sayangkan tak ada manajemen krisis
Padahal manajemen krisis sangat membantu bila maskapai bila terjadi insiden kebakaran seperti kemarin.
Kementerian Perhubungan sudah meminta maaf keterlambatan sejumlah penumpangan maskapai Garuda Indonesia akibat kebakaran yang terjadi di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta. Tak mau kejadian seperti itu kembali terulang, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, tengah memikirkan cara yang bisa diterapkan maskapai agar bisa tetap berjalan normal saat kondisi bandara sedang trouble.
Dikatakan Jonan, bila Bandara Soekarno-Hatta memiliki SOP manajemen krisis, maka tak akan ada pesawat yang delay parah akibat satu kondisi salah satunya kebakaran seperti kemarin.
"Itu harusnya ada SOP, jadi kalau terjadi krisis, apa itu bisa dilakukan, itu banyak, buku manualnya tebal. Misalnya sistemnya mati harus ada sistem cadangan. Kalau air side nya sudah, seperti apron, runway. Tapi kalau terminal, tempat parkir dan sebagainya, saya kira masih banyak bandara yang belum ada penanganan krisisnya, termasuk Soekarno-Hatta," beber Jonan saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/9).
"Kalaupun toh ada, pasti tidak lengkap," sambungnya.
Terkait insiden kemarin, lanjut Jonan, pihaknya sudah meng-inventarisir mengenai dampak kebakaran tersebut. Dia pun memastikan tak ada lagi penerbangan yang delay.
"Jadi begini, Kemenhub akan membantu operator bandara untuk menangani dampak kebakaran, yaitu delay. Karena sistem operasi tiketing Garuda tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya, sebagian menggunakan manual, ya artinya banyak yang delay. Saya kira sekarang sudah selesai delay-nya," klaim Jonan.
Selain itu, Jonan menegaskan, semua gerai dan outlet yang ada di terminal akan dicek kembali untuk menghindari terulangnya kebakaran. Kata dia, seluruh outlet harusnya memenuhi standar keamanan.
"Kita mulai hari ini akan memeriksa semua gerai/outlet komersial itu apakah memenuhi standar keamanan dan keselamatan yang diharuskan untuk gerai-gerai komersial yang beroperasi di bandara," jelas Jonan.
"Mungkin 2-3 hari, kalau sudah selesai kita berikan rekomendasi ke pengelola bandara Soekarno-Hatta untuk diperbaiki, itu menurut saya penting supaya mencegah kebakaran yang tidak diperlukan seperti yang terjadi kemarin pagi," imbuhnya.
Baca juga:
Komisi V DPR sebut gerai di Bandara Soekarno-Hatta abaikan keamanan
Buntut terminal 2E terbakar, Dirjen P2HP KKP batal Kunker ke Jateng
Jelang arus mudik, DPR minta Jonan investigasi kebakaran Terminal 2E
YLKI: Jangan hanya minta maaf, AP II harus ganti kerugian konsumen
Kebakaran terminal 2E, Komisi V DPR desak gelar audit investigasi
Kebakaran Terminal II, polisi periksa operator Bandara Cengkareng
Fahri Hamzah sebut kebakaran Soekarno-Hatta bikin wajah RI tercoreng
-
Kapan Menhub Budi Karya Sumadi melakukan ramp check pesawat di Bandara Soekarno-Hatta? Menhub Budi Karya Sumadi melakukan pemeriksaan atau ramp check dua pesawat di Bandara Soekarno-Hatta Jumat (29/3).
-
Di mana letak persis bekas bandara Airfield Simongan? Sesuai namanya, bandara itu berada di daerah Simongan. Lantas di mana letak persis dari bandara itu? Kini lokasi yang dulu pernah menjadi bandara telah berubah fungsi menjadi Islamic Center.
-
Siapa saja yang ikut dalam ramp check pesawat di Bandara Soekarno-Hatta? Dalam ramp chek tersebut, Menhub ditemani pihak dari maskapai dan operator Bandara memeriksa bagian roda pesawat dan beberapa fungsi alat dari pesawat milik BUMN Garuda Indonesia.
-
Mengapa Terminal Kutoarjo dibangun? "Tempat naik turun juga harus representatif. Terminal ini dibangun agar penumpang mendapat tempat yang cukup nyaman untuk naik turun dari Kutoarjo," pungkas Joko, dikutip dari Jatengprov.go.id.
-
Sejak kapan Soto Podjok Kediri eksis? Terdapat tempat nyoto legendaris di Kota Kediri, Jawa Timur. Kabarnya, warung ini sudah eksis sejak 1926 silam.
-
Kenapa penumpang harus jalan jauh untuk sampai ke gate di bandara? Setelah peristiwa 11 September, pos pemeriksaan keamanan tambahan ditempatkan di terminal yang sudah ada.Akibatnya, penumpang harus menempuh jarak yang lebih jauh.Bandara juga telah meningkatkan jumlah kios ritel dan konsesi di terminal sebagai tanggapan terhadap pengurangan layanan makanan oleh maskapai penerbangan.Langkah ini mendorong bandara untuk menyediakan lebih banyak fasilitas di terminal yang tidak disediakan di dalam pesawat.