Ternak Babi Mati Mendadak di NTT Capai 349 Ekor
Kematian ternak babi secara mendadak sebanyak 349 ekor yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota.
Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, kematian ternak babi secara mendadak sebanyak 349 ekor yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT, Melky Angsar merinci, Kota Kupang 49 ekor, Kabupaten Kupang 77 ekor, Kabupaten TTU 3 ekor, Kabupaten Sumba Barat Daya 53 ekor. Kabupaten Sumba Barat 3 ekor, Kabupaten Ende 41 ekor, Kabupaten Sikka 43 ekor, Kabupaten Flores Timur 33 ekor dan Kabupaten Nagekeo 47 ekor.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
-
Untuk apa tulang-tulang hewan diletakkan di tempat tersebut? Tampaknya mereka berkumpul untuk melakukan ritual khusus dalam suatu kegiatan dengan cara menaruh tanduk-tanduk dan tengkorak hewan sebagai bagian dari ritual ritual ini.
-
Bagaimana petani tersebut tertangkap? Peristiwa itu sebenarnya telah terjadi pada 16 Oktober 2020.Namun pelaku JM baru tertangkap di rumahnya setelah tiga tahun hidup di kebun untuk menghindari polisi. Pelaku tidak beraksi sendiri. Ia melakukan kejahatan itu bersama empat rekannya, seorang pelaku sudah menjalani masa hukuman.
-
Bagaimana teka-teki hewan ini bisa bikin ngakak? Teka-teki hewan ini sukses bikin terhibur.
-
Apa yang ditemukan petani di ladang tersebut? Penemuan tersebut meliputi tiga tongkat kerajaan, tiga belati perunggu, kapak ukuran kecil dan sedang, serta alat pahatan.
-
Apa yang ditemukan oleh petani di ladangnya? Seorang petani secara tidak sengaja menemukan gelang kuno langka berusia 3.300 tahun di ladangnya di desa Çitli, distrik Mecitözü, Çorum, Turki.
"Data terakhir yang kami himpun kemarin itu 349 ekor, yang tersebar di sembilan Kabupaten/Kota," ujarnya, Rabu (8/2).
Sedangkan Kepala Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Yulius Umbu Hunggar mengatakan, pihaknya tetap memperketat pengawasan pintu keluar masuk pengiriman ternak ke luar daerah.
Tujuannya untuk meminimalisir penyebaran hama penyakit berbahaya masuk ke NTT.
"Kita perketat pengawasan di pelabuhan laut dan bandara," ungkapnya
Yulius mengaku, dalam rangka menangani penyebaran hama penyakit seperti ASF dan PMK tentu membutuhkan kolaborasi antar berbagai pihak di antaranya akademisi, TNI/Polri, media, peternak, dan semua masyrakat.
"Kita perlu kolaborasi bersama sehingga bisa meminimalisir penyebaran penyakit berbahaya karena sektor peternakan penunjang pendapatan ekonomi masyarakat," tutupnya.