Teror bom di Mapolresta Solo diduga disponsori ISIS
ISIS sebagai organisasi teroris dan begitu bersemangat melakukan jihad dengan dengan cara membunuh orang.
Jaringan Islam Anti-Diskriminasi (JIAD) Jawa Timur menengarai ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) terlibat dalam insiden bom bunuh diri di depan Mapolresta Surakarta, Selasa pagi.
"Saya cenderung meyakini Ledakan bom di Mapolresta Solo pada Selasa (5/7) pagi itu merupakan bagian dari rangkaian "Ramadhan-Attacks" yang disponsori ISIS," kata Kordinator JIAD Jawa Timur Aan Anshori saat dikonfirmasi dari Kediri, Selasa (5/7).
Ia mengatakan, ISIS sebagai organisasi teroris dan begitu bersemangat melakukan jihad dengan dengan cara membunuh orang. Bahkan, selama puasa sudah banyak insiden bom bunuh diri seperti di Orlando Amerika, Turki, Baghdad, Madinah, Qatif dan Jeddah.
Ia menilai, kota Solo (nama lain dari Surakarta) dipilih secara acak oleh organisasi teroris itu, namun ia menduga hal ini berkaitan dengan asal Presiden Jokowi, setelah aksi bom di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Dalam pandangan para teroris, polisi dan seluruh atribusinya merupakan kepanjangan dari thagut (pemimpin kafir) yang harus dilumpuhkan terlebih dahulu," ujarnya. Demikian dilansir dari Antara.
Lebih lanjut, ia mengatakan di Indonesia, simpatisan ISIS cukup banyak dan mereka menyebar di hampir semua lapisan, mulai dari masyarkat sipil, birokrat, militer, hingga pebisnis. Mereka tidak berani terang-terangan menyatakan dukungan karena alasan politik.
Namun, ia menekankan agar warga Solo dan lainnya tidak perlu panik. Insiden bom tersebut tidak lebih dari upaya caper (cari perhatian) dari sekelompok orang yang salah dalam beragama.
Ia pun mengajak agar masyarakat memboikot berbagai ajaran yang berisi ajakan berjihad atas nama agama dengan cara menyebar kebencian pada kelompok tertentu.
"Kami mendukung semua komponen masyarakat bahu membahu dengan aparat keamanan untuk memburu jaringan teror ini. Dan, kami menyerukan kepada masyarakat umum untuk memboikot ajaran-ajaran yang berisi ajakan berjihad atas nama agama dengan cara mnyebar kebencian terhadap kelompok tertentu," kata Aan.
Bom bunuh diri terjadi di depan Markas Polresta Surakarta (Solo), Selasa (5/7). Dalam insiden itu, seorang tewas dan satu lagi terluka. Korban tewas ditengarai pelaku peledakan, sementara korban luka adalah seorang petugas kepolisian.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri dari Polda Jateng, telah melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri. Pelaku bom bunuh diri diidentifikasi sebagai Nur Rohman (31), warga Sangkrah, Pasar Kliwon, Kota Surakarta.
Nur Rohman dengan sengaja mengendarai sepeda motor masuk ke Mapolresta Surakarta. Namun, upaya Nur Rohman untuk menerobos pos polisi bagian depan yang merupakan Ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolresta Surakarta gagal.
Nur Rohman sempat dihentikan oleh petugas jaga yang saat itu akan berlangsung pergantian piket jaga, hingga bom bunuh diri itu terjadi.