Teuku Bagus akui setor duit ke anggota DPR terkait gedung baru
"Ada beberapa nama tapi saya lupa. Itu yang minta Arief itu. Yang terekam dalam bon sementara."
Mantan Direktur Operasional PT Adhi Karya, Teuku Bagus Mokhammad Noor, mengakui pernah menyetor sejumlah duit sogokan kepada sejumlah anggota DPR supaya perusahaannya bisa lolos dan mendapatkan proyek pembangunan gedung baru DPR.
Teuku yang juga tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan proyek P3SON Hambalang mengatakan uang itu disetorkan atas saran anak buahnya, Manajer Pemasaran Divisi Konstruksi I PT Adhi Karya, Muhammad Arief Taufiqurrahman.
Hal itu diungkapkan oleh pengacara Teuku Bagus, Haryo Wibowo, selepas mendampingi kliennya dalam pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Haryo mengatakan, kliennya cuma menuruti saran Arief yang memintanya menyetor duit kepada beberapa politikus.
"Ada beberapa nama tapi saya lupa. Itu yang minta Arief itu. Yang terekam dalam bon sementara. Konstruksi permintaan uang dari Arief itu karena Arief ini yang tahu medannya di lapangan. Lalu memberikan laporan kepada Pak Bagus. Ketika itu laporannya membuat posisi Adhi Karya dalam keadaan berat juga," kata Haryo kepada awak media di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (15/1).
Haryo menyatakan, salah satu materi pemeriksaan kliennya hari ini adalah soal proyek pembangunan gedung baru DPR. Dia menjelaskan, sebenarnya keikutsertaan PT Adhi Karya dalam proyek itu sudah dimulai sebelum Teuku Bagus menjabat Kepala Divisi Konstruksi I.
Dia pun mengakui sebelum kliennya memegang proyek itu sudah pernah ada permintaan uang. Kemudian, saat Teuku Bagus menangani proyek itu, lanjut dia, beberapa politikus itu kembali menodong PT Adhi Karya meminta tambahan duit.
"Tadi pemeriksaan memang Gedung DPR. Masalah grand design (desain utama). Tadi memang kelihatan sekali di DPR itu Adhi Karya dimintai uang. Jadi memang sebelum Pak Bagus jadi kadiv itu sudah masuk dan sudah jalan proyek itu. Pak Bagus masuk di pertengahan," papar Haryo.
Haryo menambahkan, Teuku Bagus setuju memberikan uang karena diyakinkan oleh Arief. Menurut dia, jika tidak menyetor, mustahil PT Adhi Karya bisa menggarap proyek itu.
"Di pertengahan itu kemudian ada permintaan-permintaan lagi. Yang melobi Arief karena dia yang tahu medannya. Karena dia manajer pemasaran," ujar Haryo.
Namun, Haryo mengaku lupa berapa banyak duit disetor PT Adhi Karya supaya mendapatkan proyek itu. Dia juga menyatakan uang itu diberikan secara bertahap. "Iya bertahap. Aku lupa totalnya. Ya lumayan banyak juga sih," sahut Haryo.
Haryo menjelaskan, Ketua DPR Marzuki Alie sempat memanggil Teuku Bagus. Saat itu, Marzuki mendesak supaya PT Adhi Karya mundur dari proyek gedung baru DPR itu. Tetapi, kliennya menolak mundur dengan salah satu alasannya sudah menyetor banyak duit ke beberapa politikus DPR.
"Pak Bagus pernah dipanggil Pak Marzuki waktu itu. Dipanggil Pak Marzuki diminta untuk mundur Adhi Karya. Tapi Pak Bagus enggak mau. Ya seharusnya mungkin itu ya. Karena sudah ada (uang) yang keluar itu tadi," lanjut Haryo.
Baca juga:
Teuku Bagus ngaku Marzuki desak Adhi Karya tak ikut proyek DPR
Anggota DPR kompak sumbang Rp 3,8 juta untuk pengungsi Sinabung
Komisi I tuding Dewan Pengawas TVRI hanya ingin cari simpati
Tahun terakhir, BK DPR akui sulit buat anggota rajin masuk
Pemilu kian dekat, anggota DPR makin banyak bolos paripurna
-
Apa yang dilakukan Rizki Natakusumah di DPR? Melalui Instagram, Rizki sering membagikan momen rapatnya dengan berbagai komisi DPR. Misalnya, Rizki sering mengunggah foto ketika ia menyampaikan pandangannya mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN 2022 di hadapan anggota DPR lainnya.
-
Apa peran Rizki Natakusumah di DPR? Setelah menikahi Beby Tsabina, Rizki Natakusumah semakin menjadi pusat perhatian publik, terutama saat melaksanakan tugasnya sebagai anggota DPR RI.
-
Kapan Rizki Natakusumah menjabat sebagai anggota DPR RI? Rizki telah menjabat sebagai anggota DPR RI sejak 1 Oktober 2019, dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan legislatif.
-
Bagaimana Dahlan Djambek terlibat dalam PRRI? Pembentukan PRRI di Sumatera Barat karena tidak puas dengan kinerja pemerintah Orde Lama.Dahlan bergabung dengan PRRI bersama tokoh-tokoh besar lainnya seperti Syafruddin Prawiranegara, Soemitro Djojohadikoesoemo, Ahmad Husein, dan Maludin Simbolon.
-
Apa yang diusulkan oleh Baleg DPR terkait dengan DKJ? Baleg DPR mengusulkan agar Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi ibu kota legislasi. Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Achmad Baidowi alias Awiek mengusulkan agar Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi ibu kota legislasi.
-
Apa posisi Said Abdullah di DPR RI? Dengan perolehan suara sebanyak itu, Said yang kini masih duduk sebagai Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu berhasil kembali mengamankan kursinya di Senayan untuk kali kelima berturut-turut.