Tidak ada jembatan, puluhan siswa ke sekolah seberangi kali
Jika terjadi banjir saat musim hujan, puluhan siswa terpaksa menempuh jalan memutar dengan jarak yang cukup jauh.
Puluhan siswa SMPN 3 Mendoyo yang berlokasi di Desa Yehembang, Jembrana, Bali, terpaksa harus menyeberangi sungai yang lebarnya sekitar 25 meter dengan air sungai yang cukup dalam. Hal ini lantaran tidak ada jembatan terdekat yang bisa dilewati para murid.
"Memang ada jalan lain tanpa melintasi sungai. Tapi harus lewat Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk. Tapi jaraknya jauh dan siswa sering terlambat karena jam 06.00 Wita harus sudah di sekolah. Belum lagi jalan raya rawan kecelakaan," ujar Kepala Desa Yehembang Made Semadi Senin (16/3) di Jembrana, Bali.
Kondisi yang dialami puluhan siswa tersebut tentunya membuat dirinya khawatir. Karena itu pihaknya mengharapkan pemerintah bisa membangun jembatan kecil di atas sungai tersebut, agar para siswa tidak lagi menyeberangi sungai ke sekolah.
Puluhan siswa yang ke sekolah harus menyeberangi sungai itu adalah siswa dari Banjar Kaleran dan Banjar Wali. Sedangkan siswa dari Banjar Bale Agung dan Banjar Pasar melintas di Jalan Denpasar-Gilimanuk.
"Anak-anak SMP kan memang tidak diizinkan naik sepeda motor ke sekolah, sehingga banyak yang jalan kaki dan mengambil jalan pintas menyusuri sungai," jelasnya.
Siswa yang menyeberangi sungai juga terkendala jika laut pasang karena air laut naik ke sungai. Demikian halnya jika terjadi banjir saat musim hujan, puluhan siswa terpaksa menempuh jalan memutar dengan jarak yang cukup jauh.