Tidak Berizin, Panggung Kesenian dan UMKM Tugu Jogja Expo Ditutup Satpol PP
Petugas gabungan dari Satpol PP, TNI dan Polresta Yogyakarta melakukan penutupan terhadap Tugu Jogja Expo yang digelar di Jalan Margo Utomo Yogyakarta. Penutupan ini karena acara tersebut tidak berizin.
Petugas gabungan dari Satpol PP, TNI dan Polresta Yogyakarta melakukan penutupan terhadap Tugu Jogja Expo yang digelar di Jalan Margo Utomo Yogyakarta. Penutupan ini karena acara tersebut tidak berizin.
Kabid Penegakan Peraturan dan Perundangan Satpol PP Yogyakarta Dodi Kurnianto mengatakan, kegiatan Tugu Jogja Expo tidak memiliki izin penyelenggaraan dan keramaian. Selain itu, acara yang berada di Sumbu Filosofis Yogyakarta ini juga tidak mendapatkan rekomendasi acara dari Dinas Kebudayaan DIY dan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang terjadi pada bocah yang viral di Bandung? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Viral Trotoar di Ponorogo Ini Ternyata Nisan Makam Tokoh Penting Belanda, Ini Sosoknya Kematiannya pun sempat jadi bahan pemberitaan di masanya. Namun sayang jirat makamnya justru jadi trotoar di Ponorogo Jalan Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak viral.
-
Sampah apa yang membuat viral tumpukan sampah di Kota Baru Jogja? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
Dodi menegaskan kegiatan di Sumbu Filosofis Yogyakarta harus mendapatkan perizinan dari Dinas Kebudayaan. Dodi memaparkan saat ini Sumbu Filosofis Yogyakarta sedang dalam penilaian UNESCO untuk ditetapkan sebagai warisan budaya.
"Kami melakukan penghentian aktivitas kegiatan Tugu Jogja Expo. Kegiatan ini sejak tanggal 8 (Desember) karena belum memiliki izin dari kepolisian dan Pemda," kata Dodi.
"Kami lakukan penutupan aktivitas. Karena ini sudah ketentuan dan enggak ada izin. Ini sumbu filosofis dan dalam penilaian UNESCO harus ada izin karena kawasan cagar budaya," sambung Dodi.
Sementara itu Ketua Penyelenggara Tugu Expo Jogja Widihasto Wasana Putra mengatakan sebelumnya telah melalui proses paparan ke Pj Wali Kota Yogyakarta karena yang mengampu wilayah. Widihasto menuturkan jika saat itu Pj Wali Kota Yogyakarta juga telah memberikan dukungan secara lisan.
"Dari surat yang kami ajukan tidak diizinkan. Ini teknis perizinan. Marilah melihat case dari Tugu Expo Jogja dari makro. Jangan persoalan administrasi belaka. Ada proses pembangunan itu sejatinya bisa dilakukan dengan kepentingan pemerintah terakomodasi dan hak masyarakat melakukan kegiatan ekonomi bisa terealisasi," kata Hasto.
Hasto menyebut alasan-alasan teknis menimbulkan kemacetan dan mengancam keselamatan cagar budaya bekas Hotel Tugu itu sebenarnya bisa disiasati teknis. Hasto menuturkan ada permasalahan esensial yang harus diselesaikan yaitu tingginya angka kemiskinan tinggi di Yogyakarta.
Hasto menerangkan dengan adanya kegiatan Tugu Jogja Expo ini, perekonomian masyarakat bisa berputar. Hasto menegaskan jika Tugu Expo Jogja berisikan UMKM yang dikelola oleh warga Yogyakarta.
"Kami hanya mengorganisir rakyat untuk melakukan rekayasa ekonomi. Kalau tidak ada itu tidak tumbuh (perekonomian). Ini mayoritas warga Yogyakarta juga. Mereka berjualan makanan, pakaian dan oleh-oleh. Ada yang expo juga dan wahana permainan. Ada juga panggung hiburan rakyat," ungkap Hasto.
"Ini tidak melulu kegiatan ekonomi ada pertunjukan seni. Tiap malam gratis yang tampil itu warga, masyarakat, dan mahasiswa Yogyakarta. Ini bentuk memberikan ruang aspirasi kebudayaan masyarakat. Ini jadi pertimbangan harusnya," imbuh Hasto.
Terkait pemasalahan Sumbu Filosofis Yogyakarta, Hasto menyebut jangan menafsirkannya secara subyektif dengan kacamata pemerintah saja. Hasto menuturkan seharusnya Sumbu Filosofis Yogyakarta juga harus melihat kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
"Ini kami jualan barang legal. Bukan ilegal. Tanah yang dipakai juga kami sewa dari swasta bukan milik pemerintah. Tafsir atas sumbu filosofis jangan sakpenake dewe. Lihat kondisi masyarakat. Kritik kami penafsiran dan pemaknaan Sumbu Filosofis jangan hanya versi pemerintah. Rakyat enggak diajak rembugan. Gak pernah dikaji juga," tegas Hasto.
Hasto menambahkan di lokasi Tugu Jogja Expo ini berada di lokasi seluas 1,1 hektare. Di lokasi itu ada 182 stand dan 30 wahana mainan serta satu panggung kesenian.
(mdk/cob)