Tiga Hari Tak Pulang, Ternyata Anaknya Dijual Muncikari di Yogya
Polisi membongkar jaringan prostitusi online dengan korban tujuh perempuan di bawah umur. Total ada lima orang yang terlibat dalam jaringan prostitusi online ini. Semuanya ditetapkan sebagai tersangka. Dua di antaranya, pasangan suami istri.
Polisi membongkar jaringan prostitusi online dengan korban tujuh perempuan di bawah umur. Total ada lima orang yang terlibat dalam jaringan prostitusi online ini. Semuanya ditetapkan sebagai tersangka. Dua di antaranya, pasangan suami istri.
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Archye Nevada mengatakan, kelima tersangka yang ditangkap ini adalah pasangan suami istri berinisial WD (35), PNY (34) dan tiga tersangka lainnya yaitu DDK (38), FAN (23) dan AH (23).
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Mengapa remaja ini viral? Dalam sebuah video TikTok yang diunggah oleh akun @reyvasky_, potret remaja yang disebut mirip dengan Arhan menjadi viral dengan cepat.
-
Bagaimana M Halili menjadi viral? Pria asal Sampang, M Halili, menjadi viral di media sosial setelah ia berkaraoke lagu 'Bebas' milik Rhoma Irama. Dalam video tersebut, ia terlihat nyanyi dengan santai namun suaranya yang khas menarik perhatian.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
Archye merinci, masing-masing tersangka memiliki peran dan tugas tersendiri dalam jaringan prostitusi online itu. Peran ini terbagi dari perekrut perempuan menjadi pekerja seks hingga operator aplikasi MiChat dan pencari tamu.
"Tersangka WD sebagai muncikari perekrut PSK. Istrinya berinisial PNY sebagai muncikari germo dan juga PSK itu sendiri. Tersangka DDK menjadi operator aplikasi MiChat dan operator keuangan," tutur Archye, Jumat (14/4).
"Tersangka FAN berperan sebagai operator aplikasi MiChat dan mencari tamu. Tersangka AH juga sebagai operator MiChat dan pencari tamu," sambung Archye.
Archye mengungkapkan, praktik prostitusi online yang dilakukan para tersangka ini sudah beroperasi sejak enam bulan lalu atau dimulai pada September 2022. Archye menuturkan selama kurun waktu September 2022 sampai Februari 2023 diketahui dalam praktiknya para tersangka berpindah-pindah hotel.
Terungkapnya kasus prostitusi online ini, lanjut Archye, berawal dari laporan masyarakat tentang adanya anak perempuan yang selama tiga hari tidak pulang. Petugas kepolisian dari Polresta Kota Yogyakarta pun melakukan penyelidikan.
Archye menambahkan, dari penyelidikan ini pihaknya mengamankan para tersangka dan tujuh anak perempuan di bawah umur yang dijadikan sebagai pekerja seks. Para korban ini berasal dari sejumlah kota.
"Tersangka ini kami jerat dengan Pasal 88 Jo Pasal 76i UU RI Nomor 35 tahun 2014 terkait perubahan UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 296 KUHP tentang Muncikari. Ancamannya pidana penjara selama 10 tahun," tegas Archye.
(mdk/rnd)