Tim Pengawas Intelijen dibentuk, jual beli informasi makin rawan
Dalam teori keamanan semakin banyak orang yang mengetahui sebuah informasi maka berisiko besar menjadi unclassified.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) resmi membentuk Tim Pengawas (Timwas) Intelijen. Sebanyak 14 anggota telah dilantik langsung oleh Ketua DPR Ade Komaruddin dalam Rapat Paripurna yang digelar pada Selasa (26/1) lalu.
Terbentuknya timwas ini ternyata tak membuat semua pihak merasa puas, banyak yang meyakini akan terjadi kebocoran data dan informasi. Padahal, timwas ini dibentuk untuk mengawasi kinerja badan-badan intelijen di Indonesia.
Benarkah bisa terjadi praktik jual beli data?
Menurut Analis Intelijen dari The Indonesia Intelligence Institute, Ridlwan Habib, kebocoran informasi dengan terbentuknya timwas semakin besar. Kondisi ini terjadi karena banyak orang yang terlibat dalam setiap rapat di DPR.
"Ini sangat rawan, karena selain anggota DPR, tim pengawas punya perangkat. Isinya bisa perangkat , bisa sekretariat, administrasi, teknik, dan anggota. Sehingga semakin banyak orang yang bisa bersentuhan dengan data itu," ujar Ridlwan saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (29/1) kemarin.
Dia menjelaskan, dalam teori keamanan semakin banyak orang yang mengetahui sebuah informasi maka berisiko besar menjadi unclassified atau bukan rahasia. Sebab, ketika intelijen membeberkan sebuah informasi maka data bisa diperlihatkan fisiknya berupa kertas, surat atau elektronik, di mana seluruhnya memiliki kelemahan yang besar.
Data yang tercantumkan dalam kertas dapat diperbanyak, atau difoto. Sedangkan data dalam bentuk digital bisa dicuri maupun disadap.
"Orang yang bekerja sama memiliki akses ke orang lain. Jual beli informasi bisa saja terjadi, bisa jadi bukan hanya anggota DPR tapi juga perangkatnya. Agen rahasia punya cara pintar untuk mendeteksi keamanan," paparnya.
Ada prinsip yang dipegang di dunia intelijen, yakni MICE atau kependekan dari money, ideologi, coertion, dan ego. Keempatnya bisa menjadi senjata pihak lain untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Money adalah iming-iming uang, ideologi berarti dengan sukarela menyeahkan data karena kesamaan pandangan, coertion yang berarti mendapatkan informasi dengan pemaksaan atau ancaman, dan ego yang bisa terjadi karena adanya tawaran jabatan.
Bagaimana dengan Anda? Apakah setuju dengan pembentukan Tim Pengawas Intelijen?
Baca juga:
Kepala BIN sebut panglima besar Ormas Peta punya reputasi buruk
10 Eks OPM akan diboyong ke Jakarta dan diajak tamasya
Mahfud Siddiq yakin Timwas Intelijen takkan bocorkan rahasia
BIN: Amnesti Din Minimi keputusan presiden, jangan diperdebatkan
Takut informasi bocor, alasan tim pengawas intelijen hanya 14 orang
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Dimana pusat pemerintahan Kerajaan Singasari? Pusat pemerintahan Singasari saat itu berada di Tumapel.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Di mana pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara berada? Saat dipimpin Purnawarman, pusat pemerintahannya terletak di antara Kecamatan Tugu, Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
-
Kapan Timnas Indonesia akan memulai latihan di Jakarta? Skuad Garuda dijadwalkan memulai latihan pada Jumat (30/8) sore WIB di Jakarta.