Tips Cegah Penularan Covid-19 Saat Mudik
Meski laju penularan Covid-19 menurun, masyarakat diimbau tetap melindungi diri dari virus SARS-CoV-2. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama berbagi tips mencegah penularan Covid-19 saat mudik.
Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah mengizinkan masyarakat untuk mudik Lebaran Idulfitri 2022. Kebijakan ini diambil setelah mempertimbangkan indikator pengendalian Covid-19 yang terus membaik.
Meski laju penularan Covid-19 menurun, masyarakat diimbau tetap melindungi diri dari virus SARS-CoV-2. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama berbagi tips mencegah penularan Covid-19 saat mudik.
-
Mengapa arus mudik di Pelabuhan Merak mengalami peningkatan? Lisye menyebut pemudik yang meninggalkan Jabodetabek mengarah ke Merak telah mengalami peningkatan sebesar 2,35% dari lalin normal.
-
Kapan puncak arus mudik diperkirakan terjadi? "Kemudian dari data yang kami dapatkan sampai sejauh ini puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-4 Lebaran, ada sekitar 125 ribu penumpang kereta api saat ini yang sudah membeli di H-4 tersebut," katanya seperti dilansir dari Antara.
-
Apa itu Pudak? Pudak adalah makanan khas dari Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Makanan ini memiliki rasa manis yang bersumber dari gula sebagai bahan bakunya. Cara memasaknya yaitu dengan cara dikukus.
-
Kapan Gunawan tertinggal rombongan mudik? Di tengah perjalanan, Senin (8/4) sekira pukul 02.00 WIB saat sopir istirahat, ia pergi ke toilet. Namun saat kembali, mobil yang ditumpanginya sudah pergi.
-
Kenapa orang Indonesia melakukan mudik? Momentum Lebaran dipandang baik untuk merajut silaturrahim dengan sanak saudara membuat tradisi mudik awet hingga kini.
Pertama, masyarakat perlu segera mendapat vaksinasi booster. Sebaiknya, vaksinasi booster bukan hanya bagi pemudik tapi juga keluarga di kampung halaman.
"Ini bukan hanya bermanfaat bagi para pemudik tetapi juga tentu diharapkan juga punya dampak memberi perlindungan bagi kemungkinan penularan di kampung halaman yang dikunjungi," kata Tjandra, Senin (25/4).
Kedua, para pemudik tetap menjaga protokol kesehatan. Terutama, memakai masker secara ketat dan rutin mencuci tangan. Ketiga, para pemudik perlu berupaya optimal untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan, meskipun tak mudah untuk diterapkan.
Keempat, lakukan pengecekan kesehatan jika mengalami keluhan atau kontak dengan orang lain. Saat ini, memang tak ada anjuran melakukan tes sebelum bepergian bila sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. Namun, tes diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan.
"Kalau ada keluhan dan atau ada kontak maka tentu tetap harus dilakukan test. Untuk ini harus tersedia kemudahan masyarakat melakukan tes. Hanya dengan jumlah tes yang memadai maka kita dapat mengetahui situasi epidemiologi yang sebenarnya," jelas Tjandra.
Kelima, pemerintah perlu memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan. Pemerintah juga perlu meningkatkan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mewaspadai penularan varian baru Covid-19.
"Kita tahu bahwa yang paling diwaspadai sekarang ini adalah ada tidaknya varian atau sub varian baru," tutup mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini.
(mdk/fik)